Denpasar, (ANTARA News) - Budidaya rumput laut (seaweed) di perairan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) selain memberikan nilai ekonomis kepada masyarakat setempat, juga berfungsi sebagai penyelamat ratusan species ikan. Seluas 15 hektar budidaya rumput laut tersebut dipanen perdana menghasilkan 15 ton matadagangan bernilai ekonomis tinggi, demikian Antara melaporkan dari Sumberkima, 160 km barat daya Denpasar, Kamis (1/6). Panen perdana tersebut disaksikan Bupati Buleleng, Putu Bagiada, Kepala TNBB Ir Hendrik Yubelan MM, unsur muspida Buleleng dan perwakilan WWF Indonesia. Bupati Bagiada menyambut baik dilakukannya upaya budidaya rumput laut yang dapat menjadi mata pencaharian alternatif bagi para nelayan yang selama ini tidak sedikit menerapkan pola penangkapan ikan dengan melanggar hukum. "Pelanggaran tersebut antara lain menggunakan bahan peledak, sehingga merusak terumbu karang dan habitat berbagai jenis ikan," kata Bupati Bagiada. Ir Misna Wiyanto, pemerhati biota laut yang ikut dalam panen perdama rumput laut tersebut, budidaya rumput laut terbukti mampu menyelamatkan ratusan species ikan di kawasan perairan laut TNBB. Dari hasil penelitian pihak terkait, terungkap bahwa di taman nasional yang menjadi kebanggaan dunia itu kini tumbuh dan berkembang sebanyak 226 jenis ikan. Di TNBB tercatat berkembang 110 species terumbu karang (coral) yang tumbuh pada hamparan lahan seluas 810 hektare. Itu semua bisa bertahan dan berkembang setelah masyarakat mulai membudidayakan rumput laut sejak tiga tahun silam, katanya. Menurut Misna, terumbu karang di kawasan TNBB sebelumnhya mengalami kerusakan yang cukup parah akibat maraknya aksi penangkapan ikan terutama dengan menggunakan bom dan zat beracun potas. "Tidak hanya terumbu karang, aksi penangkapan ikan dengan cara seperti itu juga sempat membunuh ratusan jenis ikan dan fauna laut lainnya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006