Jakarta (ANTARA) - Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri mendukung pemanfaatan produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya karena bisa mengurangi bahaya rokok.

"Produk tembakau alternatif bisa mengurangi bahaya rokok karena proses pemakaiannya tidak dibakar. Rokok elektrik, misalnya, memakai sistem pemanasan sehingga risikonya bisa 90-95 persen lebih rendah daripada rokok," kata Johan dalam siaran pers pada Senin.

Meski profil risikonya lebih rendah, Johan menekankan agar produk tembakau alternatif tidak disalahgunakan pada kalangan anak-anak, perempuan hamil, maupun non-perokok. Sebab, produk hasil pengembangan teknologi dan inovasi ini dimaksudkan sebagai alternatif bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti dari kebiasannya.

Baca juga: Kemenkes: Rokok elektronik ancaman generasi muda

Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Jenderal Asosiasi Personal Vaporizer (APVI), Garindra Kartasasmita, mengatakan masyarakat sudah semakin paham tentang risiko kesehatan akibat merokok. Untuk itu, penggunaan produk tembakau alternatif bisa membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.

Garindra, yang juga merupakan mantan perokok yang telah beralih ke produk tembakau alternatif, mengatakan akses terhadap informasi produk tembakau alternatif yang komprehensif harus terbuka luas untuk mencegah hoaks.

"Kami berharap pemerintah lebih membuka diri dan objektif terhadap riset produk tembakau alternatif agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat," katanya.

Di beberapa negara, perokok dewasa didorong beralih menggunakan produk tembakau alternatif. Kementerian Kesehatan Inggris, misalnya, menargetkan negaranya untuk bebas dari rokok mulai tahun 2030.

Dengan mendukung skema "swap to stop" atau beralih untuk berhenti, pihaknya akan membagikan perlengkapan vape secara gratis kepada satu juta perokok. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah perokok di negara tersebut.

Pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau vape, produk tembakau yang dipanaskan, serta kantong nikotin untuk membantu perokok beralih dari kebiasaannya bukan tanpa sebab.

Terlebih, hasil kajian ilmiah lembaga eksekutif Departemen Kesehatan Inggris, Public Health England yang kini dikenal dengan nama UK Health Security Agency (UKHSA) menunjukkan produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.

Baca juga: Dokter paru sebut tembakau alternatif hasilkan uap air

Baca juga: Akademisi sebut tembakau alternatif bisa jadi opsi berisiko rendah

Baca juga: Kemenkes: Gunakan momentum Ramadhan untuk berhenti merokok

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023