Batam (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan pembuatan kapal korvet Bung Karno (369) dipersiapkan untuk menggantikan KRI Barakuda yang sudah berusia lebih dari 30 tahun.

“Kapal korvet Bung Karno ini nantinya dapat difungsikan sebagai kapal kepresidenan untuk mendukung berbagai kegiatan protokoler dan untuk tugas diplomatik kenegaraan. Sebagai kapal kepresidenan, kapal korvet Bung Karno nantinya akan menggantikan KRI Barakuda yang sudah berusia lebih dari 30 tahun,” ujar Ali setelah meresmikan peluncuran kapal korvet Bung Karno di Batam Kepulauan Riau, Rabu.

Dia menjelaskan, pembuatan kapal korvet Bung Karno (369) ini pembangunannya dikerjakan oleh PT Karimun Anugrah Sejati, di Batam, sejak dipesan pada 21 Juni 2022. Kapal ini diperkirakan mulai beroperasi pada pertengahan bulan Juni 2023 di Jakarta bersamaan dengan hari lahirnya Pancasila dan hari lahirnya Presiden RI yang pertama Soekarno.

Sebagai kapal kepresidenan, Ali menyebutkan bahwa kapal ini lebih unggul dari pada kapal sebelumnya, KRI Barakuda. “Kalau kapal kepresidenan yang lama adalah KRI Barakuda itu adalah kapal dari jenis kapal patroli dan yang sekarang ini meningkat, jadi kapal korvet ini jenis penjelajah, bukan patroli," katanya.

Kapal ini nanti memiliki persenjataan yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan KRI Barakuda. Dari segi dimensi, kapal ini juga lebih besar. "Ini panjangnya sekitar 73 meter dengan Anak Buah Kapal (ABK) sebanyak 45 orang dan kecepatannya juga bisa cukup tinggi jika dibandingkan kapal-kapal sebelumnya,” katanya.

Fungsi utama dari kapal ini kata dia, sebagai kapal protokoler kepresidenan maupun pejabat negara yang menaiki kapal tersebut.

“Kapal ini nantinya juga akan dipersenjatai dengan meriam dan peluru kendali, dan beberapa sensor-sensor yang bisa mendeteksi segala ancaman, baik dari udara, permukaan, maupun bawah air,” ucapnya.

Untuk wilayah operasinya, dia mengatakan bahwa kapal ini bisa beroperasi ke seluruh Indonesia. Di mana daerah yang membutuhkan, maka kapal ini siap siaga selalu menjaga kedaulatan di seluruh wilayah Indonesia.

“Tapi kami belum memutuskan, apakah nanti akan ditempatkan di Armada I, Armada II atau Armada III. Pada intinya dari segi logistik, bisa didukung di seluruh wilayah Indonesia,” kata dia.

Ali mengakui, pemilihan nama kapal Bung Karno sudah melalui proses panjang. Pemilihan nama Presiden Pertama RI itu melihat begitu besarnya perjuangan tekad dan filosofi dari Bung Karno.

“Maka kapal korvet ini diberi nama kapal korvet Bung Karno, dengan harapan dapat menjadi tauladan kebulatan tekad dan kegigihan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan menjaga kedaulatan negara,” ujarnya.

Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023