Bengkulu (ANTARA News) - Korban banjir di Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu, mulai terserang berbagai penyakit akibat genangan air di rumahnya yang tak kunjung surut sejak sebulan lalu.

"Saya menderita sakit demam, diare, dan penyakit kulit akibat rumah tergenang banjir selama 42 hari," kata korban banjir di Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengluku, Siti Khadijah, Sabtu.

Siti pernah dirawat di rumah sakit akibat rumahnya tergenang banjir. Saat ini ia masih menderita diare, tetapi tidak bisa berobat karena pendapatan suaminya sebagai buruh bangunan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Banjir mulai melanda daerah itu sejak 10 November 2012 lalu seiring seringnya turun hujan lebat. "Bila hujan deras dan lama, ketinggian banjir mencapai satu meter," katanya.

Sementara bila hujan tidak terlalu deras dan hanya sebentar, ketinggian air sekitar setengah meter. Namun sejak banjir pada 10 November 2012 hingga kini air tak pernah kering.

"Genangan banjir tak pernah kering karena tidak adanya saluran untuk mengalirkan air. Baru banjir mau surut, malamnya kembali turun hujan lebat sehingga genangan meninggi lagi," katanya.

Akibatnya, rumah Siti Khadijah dan belasan rumah keluarga lainnya masih tergenang banjir. Bahkan ada tetangganya yang sudah mengungsi ke rumah keluarganya di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati.

"Kami berharap Pemerintah Kota Bengkulu segera membangun saluran air agar banjir tidak terjadi lagi sesuai dengan rencana Penjabat Sementara Wali Kota Bengkulu Sumardi saat mengunjungi kami pada 13 Desember 2012," katanya.

Saat mengunjungi korban banjir tersebut, Penjabat Sementara Wali Kota Bengkulu Sumardi menginstruksikan Lurah Kandang untuk membuat surat usulan pembangunan saluran air untuk mengantisipasi banjir, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan dibangun.

(KR-MAM/M009)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012