Pada pukul 07.27 GMT, rubel menguat terangkat 0,1 persen terhadap dolar AS menjadi diperdagangkan pada 81,80 dan diperdagangkan tidak berubah pada 89,60 versus euro. Mata uang Rusia itu diperdagangkan stabil di 11,86 terhadap yuan China.
"Pada minyak negatif, rubel merosot lebih dari setengah persen terhadap dolar AS kemarin," kata Alexei Antonov dari Alor Broker. "Pagi ini, mata uang Rusia mencoba untuk menutup sebagian dari kerugian. Minggu depan akan menjadi puncak periode pajak, jadi membeli dolar AS terhadap rubel sangat berisiko."
Rubel diharapkan mendapat dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan yang biasanya menyebabkan eksportir mengubah pendapatan mata uang asing untuk memenuhi kewajiban lokal. Pajak itu jatuh tempo pada 28 April.
Mata uang Rusia juga akan mendapatkan dorongan tertunda dari harga minyak yang lebih tinggi bulan ini, yang berarti pendapatan ekspor yang lebih tinggi.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, melonjak ke level tertinggi 2,5 bulan setelah OPEC mengumumkan pemotongan target pasokan yang mengejutkan pada awal April. Pada Kamis, Brent turun 1,6 persen menjadi diperdagangkan di 81,8 dolar AS per barel, level terlemah sejak 31 Mei.
Indeks saham Rusia lebih rendah, turun kembali dari rekor tertinggi lebih dari satu tahun di sesi sebelumnya. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 998,4 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,6 persen lebih rendah pada 2.592,3 poin.
Baca juga: Dolar sedikit menguat seiring meningkatnya imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Yuan China anjlok 256 basis poin menjadi 6,8987 terhadap dolar AS
Baca juga: Minyak jatuh di Asia karena khawatir permintaan dan penguatan dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
