Hanya saja, ketika dihantam ombak ketujuh orang tersebut terpelanting dari atas pelampung yang dinaiki bersama,"
Jepara (ANTARA News) - Tiga pengunjung Pantai Bandengan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu, hilang dan dua temannya ditemukan tewas ketika kelimanya bermain di tepi pantai bersama teman-temannya yang lain.

Menurut Ketua Regu Pencari dan Penolong (SAR) Kabupaten Jepara Ahmad Setyanto di Jepara, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, ketika tujuh orang yang merupakan bagian dari rombongan Pondok Pesantren Raudlatul Falah dari Gembong, Kabupaten Pati, bermain di tepi pantai dengan menggunakan satu pelampung untuk bermain.

"Hanya saja, ketika dihantam ombak ketujuh orang tersebut terpelanting dari atas pelampung yang dinaiki bersama," ujarnya.

Dari tujuh orang tersebut, dua orang di antaranya ditemukan selamat yang bernama Moh Irsyad dan Irfan Kurniawan.

Dua orang lainnya, yakni Ahmad Haris Nasution dan M. Yasin meninggal dunia karena tenggelam, sedangkan tiga orang lainnya masih dalam pencarian.

"Para korban merupakan pelajar setingkat madrasah tsanawiyah dengan usia berkisar 15--16 tahun," ujarnya.

Ia mengatakan rombongan dari ponpes asal Gembong, Kabupaten Pati tersebut, berjumlah 54 orang dan ada pembimbingnya.

Saat ini, kata dia, rombongan sudah pulang ke daerah asalnya.

Sedangkan proses pencarian, katanya, dilanjutkan oleh Tim Regu Pencari dan Penolong (SAR) Kabupaten Jepara dibantu PMI, Pramuka, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Basarnas Jepara.

Adapun jumlah tim gabungan yang melakukan pencarian mencapai 50 orang.

Lokasi kejadian yang mengakibatkan pengunjung tewas dan tiga di antaranya masih dalam pencarian, katanya, hampir sama dengan kasus serupa sebelumnya.

Tenggelamnya sejumlah korban tersebut, diduga berada di kawasan pusaran air laut, meskipun jaraknya dengan bibir pantai hanya berkisar antara 20-30 meter.

Sebelumnya, Tim SAR Jepara pernah memetakan lokasi pusaran air laut tersebut, dengan harapan pengunjung pantai tidak mendekati lokasi tersebut karena berbahaya.

Selain tempat bertemuanya dua arus air laut dari arah berlawanan, kawasan tersebut diduga juga memiliki tingkat kedalaman yang lebih dalam dibandingkan dengan lokasi lain yang berada di tepi pantai tersebut.

"Harapan kami, para pengunjung memang tidak berenang hingga lokasi yang sering menimbulkan korban jiwa tersebut," ujarnya.
(KR-AN/M028)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012