Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan cara-cara ekstrem mesti digunakan untuk mengatasi macet yang sering melanda DKI Jakarta.

"Kita harus pakai cara ekstrem," kata Ahok di rumah pribadinya di Jakarta Utara, Senin.

Cara ekstrem itu adalah tegas memindahkan rumah-rumah yang menghalangi aliran di sungai-sungai besar di DKI Jakarta.

"Kami harus benar-benar bilang sama yang di pinggir sungai," katanya, seraya mencontohkan bahwa, lebar sungai yang semula 90 meter menjadi lebih sempit karena di pinggir sungai banyak dibuat bangunan semi permanen.

"Karena yang tadinya 90meter jadi kecil kan sekarang," katanya.

Menurutnya, para penghuni pinggir sungai bisa menempati rumah susun yang akan dibuat tidak jauh dari lokasi awal rumah mereka.

Dia berjanji tidak akan membangun alternatif tempat tinggal yang sangat jauh dari rumah asli warga yang akan dipindahkan.

"Pak Gubernur bilang, tidak mau pindahkan mereka ke lokasi yang jauh. Masa dari Kampung Melayu dipindah ke Marunda," katanya.

Menurut dia, yang menjadi masalah sekarang adalah pembebasan tanah dan calo tanah yang sengaja menaikkan harga tanah sehingga proses pemindahan penduduk semakin tertunda.

"Mungkin dari pemiliknya mau jual tanah, tapi ada oknum yang minta komisi kan kita engga tahu," katanya.

(dny)

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012