Berlin (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Jumat mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menurunkan risiko China adalah jika Uni Eropa kompak bertindak bersama-sama.

“Uni Eropa hanya akan efektif menghadapi pelaku seperti China jika kita bertindak secara tegas sebagai kesatuan untuk berhadapan dengan Beijing,” kata Baerbock dalam pidatonya di hadapan para diplomat Eropa.

“Kesatuan Uni Eropa dalam menghadapi China sebagai salah satu mitra, kompetitor, dan rival sistemik juga akan menjadi inti dalam strategi terbaru antara Jerman dan China,” kata dia, menambahkan.

Pernyataan Baerbock itu muncul beberapa hari setelah para Menteri Luar Negeri Group of Seven (G7) menyatakan kesatuan organisasinya untuk mendukung perdamaian dan stabilitas Taiwan.

G7 adalah organisasi internasional yang terdiri dari tujuh negara terbesar di dunia dengan ekonomi maju, yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis.

Pada pertemuan Menlu G7 di Kota Karuizawa, Jepang, Selasa (18/4) menghasilkan sebuah komunike yang menekankan posisi anggota G7 terhadap Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri.

Pernyataan Baerbock juga seakan menjawab ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang dukungan negara-negara Eropa terhadap status quo Taiwan dan kebijakan Satu China.

Macron mengatakan kepada harian Prancis Les Echos bahwa Eropa harus mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat (AS) yang menyangkut soal kebijakan China-Taiwan, yang telah memicu ketegangan antara China dan AS.

Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu China tegaskan Jerman bukan rival
Baca juga: Uni Eropa khawatir atas penangkapan aktivis HAM China
Baca juga: EU: Hubungan ke China akan ditentukan oleh perilaku Beijing


 

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023