BCRA akan terus memantau evolusi harga, dinamika pasar keuangan dan valas, dan agregat moneter untuk mengalibrasi kebijakan suku bunganya,
Buenos Aires (ANTARA) - Bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuan sebesar 10 poin persentase menjadi 91 persen pada Kamis (27/4/2023), ketika mencoba untuk menjinakkan inflasi yang tinggi dan menstabilkan mata uang peso, yang telah jatuh dalam perdagangan di pasar gelap selama seminggu terakhir.

Kenaikan, yang terbesar sejak krisis pasar pada Agustus 2019, terjadi setelah bank sentral (BCRA) telah menaikkan suku bunga minggu lalu sebesar 300 basis poin menjadi 81 persen dalam upaya untuk mengendalikan inflasi yang berjalan pada 104 persen per tahun.

Bank sentral mengkonfirmasi kenaikan tersebut dalam sebuah pernyataan setelah Reuters sebelumnya melaporkan langkah tersebut, mengutip sumber bank.

Baca juga: Bank sentral Argentina angkat suku bunga 300 basis poin jadi 81 persen

Berita kenaikan tajam suku bunga mengangkat mata uang peso di pasar gelap, yang menguat 1,5 persen menjadi 462/467 per dolar pada Kamis (27/4/2023), meskipun masih lebih dari 100 persen dari nilai tukar resmi 222 per dolar.

Suku bunga yang lebih tinggi menawarkan lebih banyak insentif bagi penabung untuk menyimpan dana mereka dalam peso, memperkuat mata uang lokal, tetapi membebani pinjaman dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam sebuah pernyataan bank mengatakan telah menaikkan suku bunga acuan untuk beralih ke "pengembalian riil investasi dalam mata uang lokal" dan untuk meningkatkan tabungan dalam peso. Suku bunga 91 persen akan berlaku untuk deposito 30 hari hingga 30 juta peso.

"BCRA akan terus memantau evolusi harga, dinamika pasar keuangan dan valas, dan agregat moneter untuk mengalibrasi kebijakan suku bunganya," katanya.

Baca juga: PDB AS tunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama lebih lambat

Para analis menyambut baik langkah tersebut, meskipun memperingatkan bahwa itu hanyalah perban bagi banyak kesengsaraan ekonomi Argentina.

Pemasok biji-bijian dan daging sapi global utama itu sedang berjuang melawan inflasi yang mencapai 104 persen pada Maret, dengan para analis memperkirakan harga-harga akan naik tahun ini sekitar 110 persen hingga 130 persen. Mata uang peso juga dengan cepat kehilangan nilainya terhadap dolar.

"Kenaikan suku bunga merupakan langkah yang menjanjikan, tapi terlambat," kata Sergio Chouza dari konsultan Sarandi.

Analis Leonardo Chialva mengatakan langkah itu akan menjadi "tambalan" yang dapat menenangkan pasar untuk saat ini tetapi tidak akan memperbaiki akar masalah, terutama dengan tekanan pemerintah untuk membelanjakan menjelang pemilihan umum pada Oktober.

"Masalah mendasarnya adalah masalah fiskal, dan obat yang dibutuhkan sulit dilakukan pada tahun pemilu," kata Chialva.

Negara Amerika Selatan itu memiliki program pinjaman senilai 44 miliar dolar AS dengan Dana Moneter Internasional (IMF), yang mencakup target untuk memiliki suku bunga riil yang positif, mengendalikan inflasi, dan membangun cadangan mata uang asingnya yang sedikit.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023