Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai bahwa penurunan angka prevalensi stunting di Sulawesi Utara (Sulut) sudah sesuai dengan target program prioritas Presiden RI Joko Widodo dalam menciptakan generasi yang berkualitas.

“Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting merupakan program prioritas Bapak Presiden. Patut diapresiasi karena angka stunting Sulut yakni 20,5 persen atau lebih rendah dari angka stunting nasional yakni 21,6 persen,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

Dalam kunjungan kerjanya hari ini, Hasto memuji langkah kolaborasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Baca juga: Pemprov-BKKBN Sulut akselerasi penurunan stunting hingga 12 persen

"Sebab angka prevalensi stuntingnya terpantau turun pelahan. Situasi tersebut harus dipertahankan karena Presiden mendorong program sukses guna menghadapi era bonus demografi, di mana generasi emas akan menjadi generasi penanggung jawab pada tahun 2045," katanya.

Untuk mempertahankan kondisi itu, ia menyarankan pemda agar juga memperkuat sinergi dan kolaborasi berbasis gotong royong bersama TNI/Polri sehingga tidak ada lagi anak yang lahir stunting.

“Sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk masa depan, tentunya supaya generasi kita produktif karena pada tahun 2035 nanti akan dapat melihat perbandingan antara warga usia produktif yang bekerja dan tidak bekerja. Oleh karena itu, program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting mesti terus dioptimalkan,” ujarnya.

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan penurunan angka stunting di wilayahnya berjalan dengan baik.

Baca juga: BKKBN Sulut dan para pihak gotong royong turunkan angka stunting

Salah satu upaya yang digencarkan jajarannya dalam mengatasi persoalan stunting yaitu membangun rumah sakit ibu dan anak yang tujuannya untuk memperbaiki kesehatan sekaligus tempat edukasi bagi ibu hamil.

“Bagi ibu hamil kurang mampu, kita bawa ke rumah sakit ini. Kita berikan asupan gizi, supaya bayinya lahir nanti sehat terhindar dari stunting,” ujarnya.

Upaya lain yang dilakukan adalah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang disebar di sekitar 1.500 desa.

“Dalam mempersiapkan sumber daya manusia berdaya saing, pastinya faktor kesehatan penting bagi para generasi muda. Ini juga butuh peran ibu-ibu, saya juga sampaikan peran ibu-ibu sekalian penting dalam menangani stunting di setiap momen-momen penting di Provinsi Sulawesi Utara,” ucapnya.

Baca juga: BKKBN Sulut bentuk satgas percepatan penurunan stunting

Dalam acara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo turut melantik Ketua TP-PKK Sulawesi Utara Rita Tamuntuan sebagai Bunda Pendamping Keluarga yang mengupayakan memaksimalkan upaya pemerintah dalam pengentasan stunting di daerahnya serta menghasilkan keluarga yang berkualitas.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023