Kuta, Bali (ANTARA) - Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat (AS) Abby Finkenauer mengajak generasi muda di kawasan ASEAN untuk bersinergi mengatasi tantangan global karena setengah dari populasi dunia saat ini berusia di bawah 30 tahun.

“Generasi muda bisa dan harus menciptakan perubahan untuk mencapai tujuan. Kita harus kerja bersama dalam mengatasi sejumlah isu,” kata Abby dalam sambutan tertulis di sela lokakarya akademi kepemimpinan perempuan muda ASEAN di Kuta, Bali, Kamis.

Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri AS bidang Isu Kepemudaan Global itu mengajak generasi muda khususnya perempuan untuk tidak ragu memimpin meski dibatasi budaya dan kepribadian.

Ia pun memberikan contoh dirinya yang sebelumnya terpilih sebagai anggota parlemen termuda di Kongres AS hingga akhirnya ditunjuk Presiden AS, Joe Biden pada November 2022 sebagai Utusan Khusus AS bidang isu kepemudaan global.
Baca juga: Menlu Retno: Pemuda dan ekonomi digital pondasi pertumbuhan ASEAN
 

Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat (AS) bidang isu kepemudaan global, Abby Finkenauer ANTARA/HO-US Mission to ASEAN/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
 

Sementara itu, akademi kepemimpinan perempuan itu merupakan bagian program inisiatif pemimpin muda Asia Tenggara (YSEALI) oleh Misi AS untuk ASEAN.

Program itu diikuti oleh 55 perempuan muda di kawasan ASEAN dan Timor Leste termasuk perempuan muda yang berasal dari beberapa kota di Indonesia.

Melalui wadah itu, perempuan muda di Asia Tenggara termasuk dari Indonesia mendapatkan pelatihan dalam menghadapi krisis dan tantangan iklim mulai dari lingkungan, ekologi, energi dan keadilan.

Salah satu peserta dari Indonesia, Rinna Santi Sijabat menilai pelatihan yang diberikan membantu dirinya dalam membangun kapasitas mengingat saat ini bekerja di sektor energi.

Menurut pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian ESDM itu, sektor energi masih banyak didominasi oleh pekerja pria sedangkan kesempatan bagi perempuan di sektor energi masih terbuka lebar.

“Perempuan di Asia tidak hanya di Indonesia, untuk bisa maju harus memiliki kemampuan dan mental prioritas, harus cepat berubah,” kata ibu dua anak itu.

Sedangkan peserta lain dari Timor Leste, Lucrecia Nessi menilai pelatihan tersebut menjadi media bagi dirinya untuk menumbuhkan rasa percaya diri karena tak hanya terkait kepemimpinan dan lingkungan tapi juga kisah inspiratif beragam latar belakang.

“Saya berencana ingin membangun organisasi untuk memperkuat komunitas lokal daerah saya di Oecusse, untuk mengadvokasi dan menginspirasi mereka sehingga bisa mendapatkan kesempatan untuk berkembang,” kata perempuan 23 tahun itu.

Baca juga: Jokowi: Generasi muda ASEAN pendorong penting transformasi digital
Baca juga: Wamenlu AS ajak pemuda ASEAN perangi perubahan iklim


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023