Jakarta (ANTARA) - Ekonom LPEM FEB UI Mohamad Dian Revindo mengatakan, konsentrasi negara tujuan ekspor Indonesia meningkat sebesar 54 persen selama periode 2018-2022.

Mengacu pada Trade and Industry Brief LPEM FEB UI, terdapat enam negara yang selalu menjadi negara tujuan ekspor Indonesia, di antaranya Amerika Serikat, China, Jepang, India, Singapura, serta Malaysia.

“Selama setidaknya lima tahun terakhir, kontribusi lima negara tujuan utama ekspor Indonesia meningkat dari 50,9 persen pada tahun 2018 menjadi lebih dari 54 persen pada tahun 2022,” kata Revindo di Jakarta, Kamis.

Konsentrasi pasar ekspor yang tinggi dapat meningkatkan risiko keberlanjutan ekspor Indonesia terhadap guncangan ekonomi di keenam negara tersebut. Namun, perkembangan tersebut juga menunjukkan belum optimalnya utilisasi berbagai perjanjian perdagangan bilateral maupun regional yang dimiliki Indonesia.

Di satu sisi, jika ditinjau dari aspek mitra dagang utama Indonesia, terjadi penurunan konsentrasi negara asal impor utama dari yang sebelumnya 54,5 persen pada 2021, menjadi 54,1 persen pada 2022.

“Nah, kita lihat kalau dari sisi impor, konsentrasi impor dari kontribusi lima negara asal impor itu artinya cukup baik. Semakin tersebar sumber barang kita ini, juga berkah dari pandemi,” jelas Revindo.

Dari segi impor, LPEM FEB UI mencatat pertumbuhan impor sebesar 27 persen pada kuartal I-2023. Angka tersebut lebih besar bila dibandingkan kuartal I-2022.

Dengan presentasi neraca tersebut, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dan tetap menjadi salah satu kontributor ketahanan sektor eksternal Indonesia yang tumbuh paling cepat dibandingkan sektor lainnya.

Baca juga: Mendag: Negara di Benua Afrika potensial jadi tujuan ekspor

Baca juga: KKP: 98 persen produk perikanan RI diterima negara tujuan ekspor

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023