Kami perkirakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tetap tangguh pada 2023, meskipun pertumbuhan ekonomi global lesu.

"Kami perkirakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik," kata Faisal dalam hasil kajiannya di Jakarta, Jumat.

Dengan demikian, Faisal mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada tahun ini sebesar 5,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), setelah BPS merilis data pertumbuhan ekonomi triwulan I yang mencapai 5,03 persen (yoy).

Menurut dia, kegiatan ekspor terlihat melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan zona euro. Namun, pembukaan kembali ekonomi China dapat mendukung permintaan eksternal sampai taraf tertentu.

Di sisi lain, harga komoditas cenderung terus melemah meski secara bertahap.

Konsumsi rumah tangga pada 2023 ditopang oleh inflasi yang menurun berkat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga pangan. Pencabutan PPKM pada akhir tahun 2022 juga meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, pengeluaran pemerintah yang mengalami kontraksi pada tahun 2022 di tengah penurunan pengeluaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) karena situasi COVID-19 yang semakin terkendali, diperkirakan bakal kembali mencatatkan pertumbuhan di tahun 2023.

"Konsolidasi fiskal atau kembalinya defisit fiskal menjadi di bawah 3 persen dari produk domestik bruto lebih cepat dari yang direncanakan memberikan ruang bagi pemerintah untuk kembali kepada kebijakan pro pertumbuhan, termasuk persiapan Pemilu 2024," ujarnya.

Sementara itu, ia mengatakan sumber pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tetap pada 2023 akan bergeser dari investasi non bangunan dan struktur, khususnya investasi terkait komoditas, menjadi investasi bangunan dan struktur, yang kemungkinan bisa terjadi pada paruh kedua tahun ini.

Hal tersebut ditopang oleh peningkatan anggaran infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, kelanjutan proyek strategis nasional (PSN), proyek hilirisasi, dan pembangunan ibu kota negara (IKN) baru.

Baca juga: Ekonom perkirakan pertumbuhan positif ekonomi berlanjut ke triwulan II
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen pada triwulan I
Baca juga: Menkeu: Perbaikan tenaga kerja cerminkan perekonomian RI terus terjaga

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023