Tiga terobosan besar digerakkan melalui Merdeka Belajar
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan tiga terobosan besar dalam Merdeka Belajar bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia.

Hal itu dipaparkan Nadiem saat menghadiri Education World Forum (EWF) yang berlangsung pada 7–10 Mei 2023 di Queen Elizabeth II Centre, London, Inggris.

“Tiga terobosan besar digerakkan melalui Merdeka Belajar,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Terobosan ini pertama adalah mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN) yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Asesmen Nasional juga menggarisbawahi komitmen satuan pendidikan untuk menjadi lingkungan belajar yang bebas dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Terobosan kedua adalah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela.

Baca juga: Merdeka Belajar ciptakan terobosan pendidikan Indonesia

Jika sebelumnya diperlukan lima sampai tujuh tahun untuk menerapkan kurikulum baru, kali ini Kemendikbudristek melakukannya dengan cara yang berbeda yakni menawarkan kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan dan secara sukarela.

“Dalam satu setengah tahun saja ada 80 persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” ujar Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30 persen sampai 40 persen guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam dan mengalokasikan 20 persen untuk pembelajaran berbasis projek.

Tak hanya itu pemerintah melalui Merdeka Belajar juga memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Baca juga: Mendikbud: Ada tiga terobosan Merdeka Belajar episode keenam

Transformasi ketiga terkait dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru yaitu dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat sehingga mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.

“Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah,” katanya.

Tak hanya itu, kata dia, transformasi Merdeka Belajar turut berfokus pada peningkatan kompetensi guru yakni pendidikan pra-guru lebih fokus pada kemampuan yang relevan dengan praktik, tidak hanya terbatas pada teori.

Sementara Program Guru Penggerak dalam Merdeka Belajar bertujuan melahirkan generasi baru kepala sekolah dan pengawas tidak semata berfokus pada kompetensi.

“Para Guru Penggerak adalah para guru yang mampu dan berani mengambil risiko, melakukan inovasi, dan memahami filosofi mendasar dari pendidikan,” jelas Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Baca juga: Mendikbudristek banyak luncurkan terobosan pendidikan
Baca juga: Sri Mulyani tunggu terobosan Nadiem cetak SDM berkualitas


 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023