Potensi kehilangan ikan bisa mencapai sekitar 50 sampai 70 persen per harinya, karena di beberapa pantai di Bantul tetap ada yang mencari ikan dengan menebar jaring eret tanpa menggunakan perahu,"
Bantul (ANTARA News) - Pasokan ikan dari nelayan ke sejumlah tempat pelelangan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam beberapa hari terakhir berkurang akibat gelombang tinggi yang melanda di pantai selatan.

"Pasokan ikan jelas berkurang, karena selama dua pekan lebih gelombang pantai selatan tinggi sehingga hampir tidak ada aktivitas nelayan yang melaut," kata Kepala Bidang Bina Usaha dan Pengawasan Pengendalian pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul Dermawan Adenan di Bantul, Kamis.

Menurut dia, kurangnya pasokan ikan dari nelayan kemungkinan tidak hanya terjadi di Bantul, karena gelombang tinggi juga terjadi hampir merata di pantai lain yang diakibatkan cuaca ekstrim karena pengaruh Badai Narelle di Australia.

"Potensi kehilangan ikan bisa mencapai sekitar 50 sampai 70 persen per harinya, karena di beberapa pantai di Bantul tetap ada yang mencari ikan dengan menebar jaring eret tanpa menggunakan perahu," katanya.

Ia mengatakan, seperti di TPI Pantai Depok yang kebutuhan per hari rata-rata 1 sampai 1,2 ton untuk suplai warung kuliner setempat yang seharusnya bisa dicukupi nelayan setempat sekitar 60 persen lebih, namun kini hanya dipenuhi sekitar 10 persen.

"Cuaca memang menjadi salah satu faktor dan tidak bisa dikendalikan dan ketika pasokan berkurang jelas harga ikan mengalami kenaikan, hukum ekonomi memang demikian," katanya.

Sementara Ketua II Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Depok Daryono mengatakan pasokan ikan dalam dua pekan terakhir berkurang karena nelayan setempat tidak berani melaut akibat gelombang tinggi dengan kisaran tiga sampai empat meter.

"Pasokan ikan dari nelayan sini jelas berkurang, tapi bagaimanapun tidak harus kosong, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kami tetap mengimpor atau mendatangkan pasokan ikan dari luar daerah seperti dari Cilacap, Semarang," katanya.

Menurut dia, kebutuhan ikan untuk menyuplai warung kuliner di Pantai Depok tiap harinya tidak mesti, kadang hanya satu kuintal namun kadang mencapai satu ton per hari tergantung hari libur atau tidak.

"Saat gelombang tinggi beberapa hari lalu wisatawan yang ke sini cenderung sepi, jadi secara tidak langsung kebutuhan ikan untuk warung kuliner juga berkurang," katanya.

Menurut dia, di Pantai Depok ada sebanyak 40 perahu dengan sebanyak 80-an nelayan, pekan lalu tidak ada yang berani melaut, namun dalam tiga hari ini mulai ada beberapa yang melaut, karena gelombang sudah agak stabil.

(KR-HRI/M026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013