Jakarta (ANTARA) - Ketombe merupakan salah satu permasalahan rambut yang banyak dialami perempuan, di Indonesia, permasalahan ketombe merupakan salah satu dari tiga kata kunci teratas di mesin pencari Google.

Sementara itu menurut hasil uji konsumen Beauty Track 2020, sebanyak dua miliar perempuan di dunia memiliki masalah ketombe, namun, hanya 17 persen yang melakukan perawatan antiketombe.

Berbagai alasan membuat konsumen enggan menggunakan produk perawatan antiketombe, di antaranya karena kulit kepala menjadi kering dan sensitif, rambut menjadi kaku dan sulit ditata, aroma dan tekstur yang tidak menyenangkan, hingga belum menemukan produk yang terlihat hasilnya dalam waktu cepat dan memberikan hasil jangka panjang.

Baca juga: Dampak terburuk bila Anda malas cuci sisir rambut

Kerastase mengumumkan kehadiran produk Kérastase Symbiose sebagai terobosan inovasi baru dalam perawatan antiketombe.

"Inovasi dalam Symbiose benar-benar menjadi era baru perawatan anti ketombe," kata Brand General Manager Kérastase Indonesia Ivonne Vania dalam keterangan resmi, Jumat.

Kérastase Global Scientific Director Edine Ahbich mengatakan, inovasi terbaru Symbiose dari Kérastase berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 30 tahun.

Ahbich menjelaskan bahwa faktor-faktor terbentuknya ketombe diantaranya adalah ketidakseimbangan mikro organisme kulit kepala, oksidasi sebum, serta kecenderungan dan sensitivitas kulit kepala terhadap faktor lingkungan.

"Semua itu dapat memengaruhi cellular renewal speed atau percepatan pembaharuan siklus regenerasi sel kulit kepala. Mengetahui hal tersebut, kami memformulasikan rangkaian produk Symbiose dengan menggabungkan beberapa bahan aktif yang dapat membantu melawan faktor-faktor penyebab ketombe," ujar Ahbich.

Baca juga: Ketombe sebabkan rambut rontok?

Kérastase Symbiose menghadirkan sinergi dari tiga bahan aktif yaitu asam salisilat, piroctone olamine, dan prebiotik bifidus.

Salicylic acid atau asam salisilat bekerja secara aktif dalam membantu membersihkan dan mengangkat sel kulit mati serta sebum berlebih, sehingga kulit kepala leluasa bernapas dan terasa lebih segar.

Piroctone olamine melawan bakteri malassezia penyebab ketombe sehingga kecepatan regenerasi sel kulit kepala yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di atas dapat kembali ke siklus alamiahnya.

Sedangkan prebiotik bifidus menjadi nutrisi bagi bakteri baik di kulit kepala untuk mencegah dan melawan ketombe muncul kembali sekaligus melindungi kulit kepala agar tetap sehat dan kuat terhadap agresi eksternal.

Berdasarkan hasil tes konsumen, 97 persen setuju ketombe yang terlihat berkurang dan 98 persen setuju mengangkat sel kulit mati yang menjadi pemicu terjadinya ketombe.

Baca juga: Durasi keramas ideal agar kepala tidak gatal

Baca juga: Keseimbangan mikrobioma kunci jaga kesehatan kulit kepala

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023