Yang (mau ke) HI.. HI..."
Jakarta (ANTARA News) - Kamis (17/1) malam, sepanjang jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat terasa hening tanpa riuh kemacetan kendaraan yang lumrah terjadi pada pekan kerja.

Di sekitar Gedung Kementerian Agama, beberapa penjaga keamanan gedung, pejalan kaki, penjual makanan, dan pengendara motor korban banjir tampak menjadi penghuni utama jalan utama Ibukota itu bersama air yang sejak siang belum surut.

Hujan memang tidak lagi turun secara deras pada malam itu, tapi air yang masih menggenang hingga selutut orang dewasa, kumpulan awan memerah di langit, dan kabar tentang ketinggian air di bendungan Katulampa Bogor menjadi ancaman luapan jalan-jalan utama Jakarta.

Sekitar 300 meter dari lokasi pemotor yang membongkar mesin di trotoar, sejumlah orang bergerombol di tengah perempatan jalan M.H. Thamrin dan Wahid Hasyim bersama sejumlah anggota Korps Marinir, Polisi Lalu-lintas, dan Brigade Mobil (Brimob) yang tengah mengevakuasi korban banjir.

Mendadak kendaraan besar putih terlihat dari arah timur menerobos banjir di Jalan Wahid Hasyim. Sesaat kemudian kendaraan gandeng itu pun berhenti di antara warga dan para petugas.

"Yang (mau ke) HI.. HI..," teriak seorang berbaju Palang Merah Indonesia (PMI) dari atas gandengan belakang mobil Hagglund menawarkan tumpangan kepada warga ke kawasan Hotel Indonesia (HI) ataupun Tosari.

Para relawan dari PMI menggunakan kendaraan beroda mirip tank itu untuk mengevakuasi sekaligus mengantarkan warga korban banjir di sekitar Sarinah yang hendak melintasi jalan Thamrin yang masih tergenang air sekitar satu meter.

Salah satu staf Ketua Umum PMI yang ikut tim Hagglund, Yadi Jintak, mengatakan kendaraan itu dipakai tim PMI untuk mengevakuasi korban bencana seperti Gunung Merapi di Yogyakarta atapun longsor di Ciwidey Bandung.

"Sebenarnya kami agak terlambat karena permintaan ke tim baru datang sekitar pukul 11.00 WIB tadi dan kami harus mengumpulkan para relawan terlebih dahulu," kata Yadi.

Tim Hagglund PMI mengambil kendaraan "tempur" mereka di hanggar Sentul dan sampai di wilayah Jakarta Pusat sekitar pukul 18.30 WIB.

Sebanyak 16 warga menyambut ajakan tim Hagglund PMI dan menumpang di gandeng belakang yang tanpa atap melalui karet rantai roda.

Sepanjang perjalanan menuju bundaran Hotel Indonesia, tim PMI yang berjumlah 11 orang itu terus berteriak menawarkan tumpangan kepada para pejalan kaki yang juga menuju kawasan HI.

Dari kendaraan yang melaju sekitar 40 kilometer per jam, mereka juga tidak segan menginformasikan kepada para pemobil dari arah bundaran HI untuk tidak menuju jalan M.H. Thamrin.

Sesampainya di samping Hotel Grand Hyatt, ke-16 penumpang pun turun dan diikuti teriakan tim Hagglund mengajak warga sekitar hotel itu menuju kawasan Tosari.

"Sudah sekitar 10 kali berputar. Jika semua evakuasi selesai sekitar pukul 10 malam kami istirahat dan besok dilanjut lagi," kata Iqbal Kurniawan, salah seorang anggota tim Hagglund PMI.

Iqbal mengatakan sudah beberapa kali tim Hagglund PMI mengisi kendaraan mereka karena mobil asal Swedia itu termasuk boros bahan bakar yaitu satu liter untuk dua kilometer.

Sang Hagglund kembali menyusuri jalanan banjir dan kali ini menuju persimpangan jalan M.H. Thamrin dan Tanjung Karang dengan permukaan lebih tinggi dibanding bundaran HI.

Setelah menurunkan penumpang di Tosari dan berada di Jalan Pamekasan, tim Hagglund diminta mengevakuasi sekeluarga korban banjir yang tinggal di Jalan Pati.

"Lebih baik keluarga bapak dievakuasi sekarang daripada hanya sekedar membawa kebutuhan makanan. Kami menerima kabar bendungan Katulampa akan membuka air pada pukul 10 malam," kata salah satu anggota tim Hagglund PMI mengingatkan korban banjir untuk segera mengantisipasi diri.

Kendaraan segala medan itu lalu berputar arah menyusuri jalan Blora dan jalan Kendal yang gelap dan tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa.

Di ujung jalan Pati, mereka mengangkut keluarga itu dan melanjutkan proses evakuasi ke jalan Imam Bondjol ketika hujan tiba-tiba turun cukup deras.

Sekitar pukul 22.00 WIB, tim Hagglund PMI memutuskan berhenti mengevakuasi korban banjir untuk istirahat dan makan malam.

"Hagglund ini kami siagakan di sekitar bundaran HI hingga peringatan tanggap darurat dinyatakan selesai," kata Yudi.

Yudi menjelaskan Hagglund dapat dipakai untuk mengevakuasi korban banjir jika ketinggian wilayahnya sebatas pinggang orang dewasa dan tidak lebih dari 1,5 meter.

"Target kami besok (Jumat, 18/1) ke wilayah banjir lain seperti Kebon Kacang dan Kebon Melati hingga Sabang," kata Yudi.

Namun, Yudi menyayangkan masih terdapat warga yang justru memanfaatkan kendaraan evakuasi baik dari PMI maupun dari tim evakuasi lain untuk berwisata banjir.

"Kami sudah sampaikan ke warga, ini kendaraan kemanusiaan, bukan wisata," kata Yudi.

Yudi menyampaikan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan melalui kantor pusat PMI DKI Jakarta  serta kantor-kantor cabangnya.

Selain PMI, di sepanjang jalan utama Jakarta Pusat itu terdapat pula tim-tim evakuasi korban banjir seperti Korps Marinir, Brigade Mobil, Satuan Polisi Pamong Praja, dan beberapa tim kemanusiaan lain.

(I026)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013