Aksi harga dolar AS sangat berantakan dalam beberapa hari terakhir, bereaksi tajam terhadap data
Tokyo (ANTARA) - Dolar AS tetap di bawah tekanan di awal sesi Asia pada Selasa pagi, terbebani oleh risiko gagal bayar atau default AS karena kebuntuan antara Demokrat dan Republik atas kenaikan plafon utang menunjukkan sedikit tanda penyelesaian.

Indeks dolar - yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya - sedikit berubah pada 102,39 setelah meluncur 0,26 persen semalam, mundur dari tertinggi lima bulan.

Greenback telah didukung minggu lalu oleh permintaan safe-haven di tengah pemulihan COVID China yang tersendat-sendat dan oleh lonjakan ekspektasi inflasi konsumen AS, yang menyebabkan pasar menempatkan risiko kenaikan suku bunga Federal Reserve Juni kembali bermain.

Namun, minggu ini, batas pinjaman yang membayangi - yang ditegaskan kembali oleh Menteri Keuangan Janet Yellen dapat memicu gagal bayar paling cepat 1 Juni.

Presiden Joe Biden menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan dapat dilakukan tepat waktu menjelang pertemuan yang diharapkan dengan para pemimpin kongres Selasa malam. Namun, Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy mengatakan kedua belah pihak masih berjauhan.

"Aksi harga dolar AS sangat berantakan dalam beberapa hari terakhir, bereaksi tajam terhadap data," kata Sean Callow, ahli strategi valas senior di Westpac, dikutip dari Reuters.

"Ada juga beberapa perdebatan tentang apa arti peningkatan tekanan atas plafon utang bagi dolar AS," tambahnya. "Yen Jepang dan Franc Swiss tampaknya diuntungkan, tetapi kami memiliki banyak contoh sejarah tentang trauma pasar global yang disebabkan oleh AS yang benar-benar membuat dolar menguat."

Westpac melihat potensi indeks dolar turun menjadi sekitar 101,05 dalam waktu dekat.

Euro, yang memiliki bobot terbesar dalam indeks dolar, naik 0,06 persen pada Selasa pagi menjadi 1,0879 dolar, setelah memantul dari level terendah lima minggu semalam.

Sterling stabil di 1,2529 dolar, menyusul reli 0,67 persen pada Senin (15/5/2023).

Yen, yang telah terpukul oleh kesenjangan yang lebih luas antara imbal hasil jangka panjang AS dan Jepang, menarik diri dari level terendah hampir dua minggu.

Dolar kehilangan 0,13 persen menjadi 135,915 yen setelah naik ke 136,32 yen pada Senin (15/5/2023).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun menjadi sekitar 3,49 persen di Tokyo dari setinggi 3,511 persen semalam.

Dolar turun 0,08 persen menjadi 0,8949 franc Swiss.

Dolar Australia dan Selandia Baru, yang bukan bagian dari indeks dolar, tetap dalam penawaran beli menjelang data penjualan ritel China, meskipun pembacaan ekonomi makro baru-baru ini dari mitra dagang utama mereka menunjukkan permintaan domestik yang lemah.

Aussie naik 0,07 persen menjadi 0,67045 dolar AS, sementara kiwi Selandia Baru naik 0,16 persen menjadi 0,62525 dolar AS.

Baca juga: Dolar AS melemah terseret data manufaktur lebih rendah dari perkiraan
Baca juga: Emas hentikan kerugian tiga hari beruntun, karena dolar melemah
Baca juga: Rupiah melemah 54 poin pada akhir perdagangan ke Rp14.805 per dolar AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023