Pada saat normal, produksi sampah rumah tangga biasanya hanya 5.300 meter kubik per hari, namun akibat banjir yang terjadi 18-19 Januari lalu jumlahnya bisa bertambah sekitar 10 persen,"
Bekasi (ANTARA News) - Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Jawa Barat memprediksi adanya lonjakan volume sampah sebesar 10 persen di tempat pembuangan akhir sampah Sumurbatu, pasca banjir.

"Pada saat normal, produksi sampah rumah tangga biasanya hanya 5.300 meter kubik per hari, namun akibat banjir yang terjadi 18-19 Januari lalu jumlahnya bisa bertambah sekitar 10 persen," ujar Sekretaris Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Darsono di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, sampah tersebut bukan hanya hasil pembuangan rumah tangga dalam bentuk perabotan yang terendam banjir, tapi juga ranting-ranting pohon dan lumpur.

"Proses pengangkutan sampah ini membutuhkan waktu sekitar lima hari untuk sampai di TPA Sumurbatu, Bantargebang," katanya.

Pihaknya mengaku telah mengerahkan 99 truk sampah untuk melakukan pengangkutan dari lingkungan warga menuju TPA.

Dinas Kebersihan mencatat, lonjakan volume sampah itu disumbang oleh 10 dari 12 kecamatan di Kota Bekasi yang terkena dampak banjir luapan Kali Bekasi.

"Namun kami memfokuskan daerah-daerah yang terkena titik banjir paling parah. Seperti di daerah aliran sungai Kali Bekasi, Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu dan Bekasi Selatan," katanya.

Khusus untuk daerah terparah dampak banjir seperti Jatiasih, kata dia, pihaknya telah mengerahkan 11 truk pengangkut sampah mulai dari jenis `light truck` hingga `dump truck` yang berkapasitas tampung sampah lebih besar.

Selain itu, lima truk tinja keliling juga sudah disiagakan oleh Dinas Kebersihan Kota Bekasi guna antisipasi sumbatan saluran pembuangan tinja oleh lumpur di rumah-rumah warga.

"Dua tangki air pembersih pun sudah dikerahkan untuk membantu warga dalam membersihkan endapan lumpur," katanya.

(KR-AFR/S023)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013