Tokyo (ANTARA) - Saham Asia menguat pada Kamis, mengikuti jejak Wall Street, dan dolar bertahan di level tertinggi dua bulan versus yen di tengah tanda-tanda Washington mungkin mendekati kesepakatan untuk menaikkan plafon utang dan mencegah gagal bayar yang pertama kali.

Pada Rabu (17/5/2023), Presiden Joe Biden dan anggota kongres utama AS dari Partai Republik Kevin McCarthy menggarisbawahi tekad mereka untuk segera mencapai kesepakatan dengan berjanji untuk bernegosiasi langsung mengenai kesepakatan di tengah perkiraan bahwa Departemen Keuangan dapat kehabisan uang pada awal Juni.

Biden akan mempersingkat perjalanan ke Asia untuk kembali ke pembicaraan pada Minggu (21/5/2023).

Karena investor mendapatkan kenyamanan dari kepastian itu, indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik terangkat 0,85 persen lebih tinggi.

"Pasar telah memilih untuk optimis," tulis Rodrigo Catril, ahli strategi valas senior di National Australia Bank dalam catatan klien.

"Sejarah, tentu saja, memberi tahu kita bahwa kesepakatan lebih mungkin tercapai pada jam ke-11, menunjukkan masih ada ruang untuk beberapa berita utama yang buruk," tambahnya, mencatat sebagai contoh kasus. "Departemen keuangan AS hampir menjalankan semua tindakan luar biasa resminya untuk tetap membayar tagihan."

Indeks Nikkei Jepang terus mengungguli, melonjak ke puncak baru 20 bulan di 30.667,13 poin, sebelum mengakhiri perdagangan 1,6 persen lebih tinggi di 30.573,93 poin. Setiap kenaikan di atas 30.795,78 akan membawanya ke level tertinggi sejak 1990, ketika gelembung ekonomi Jepang belum meledak.

Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir 0,77 persen lebih tinggi. Sementara itu, indeks saham-saham unggulan China daratan CSI 300 ditutup sedikit melemah 0,10 persen, namun indeks Komposit Shanghai berakhir 0,40 persen lebih tinggi.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 menetap menguat 0,52 persen, dan menerima penarik tambahan dari data domestik yang menunjukkan penurunan tak terduga dalam pekerjaan pada April, mengambil beberapa tekanan dari bank sentral untuk pengetatan lebih lanjut.

Dolar Australia menderita, berbalik dari keuntungan kecil menjadi kerugian sebanyak 0,44 persen setelah laporan pekerjaan.

Kontrak berjangka menunjukkan kenaikan sekitar 0,5 persen untuk FTSE Inggris dan DAX Jerman di pembukaan.

Reli Wall Street tampaknya telah berjalan dengan sendirinya, dengan saham berjangka AS kurang lebih datar.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang sedikit menurun di Tokyo setelah naik ke level tertinggi sejak 1 Maret di 3,589 persen di New York.

Dolar terdorong ke level tertinggi baru dua minggu di 137,745 yen, menempatkannya 0,035 yen di bawah level tertinggi sejak 8 Maret. Dolar juga bergerak lebih tinggi terhadap euro, beringsut kembali ke level tertinggi enam minggu di 1,08105 per euro yang dicapai semalam.

Greenback memperbarui puncak 5,5 bulan di atas 7,0 yuan dalam perdagangan di pasar internasional setelah melampaui level yang diawasi ketat pada Rabu (17/5/2023).

Mata uang China, juga dikenal sebagai renminbi (RMB), berada di bawah tekanan dari serangkaian data lemah yang menunjukkan ekonomi terbesar di Asia itu mungkin telah melewati puncak pemulihan pasca-COVID.

"Sementara sentimen RMB telah memburuk dengan cepat ... kami tidak melihat penjualan panik terjadi," tulis kepala ahli strategi valas Asia Mizuho Bank Ken Cheung dalam sebuah laporan.

"Kami tidak mengubah RMB menjadi bearish dalam jangka menengah karena pertumbuhan tahunan China seharusnya masih mengungguli ekonomi utama lainnya."

Emas menemukan posisinya di sekitar 1.979 dolar AS per ounce setelah turun ke level terendah tiga minggu di 1.974,30 dolar AS di sesi sebelumnya.

Minyak sedikit mereda setelah reli dua dolar AS pada Rabu (17/5/2023) untuk minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI).

Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen menjadi diperdagangkan di 76,72 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 21 sen menjadi diperdagangkan di 72,62 dolar AS per barel.

Baca juga: Saham Asia dibuka turun, pembicaraan pagu utang AS tekan selera risiko
Baca juga: Saham Asia tertekan data lemah China, Topix tembus tertinggi 33 tahun
Baca juga: Saham Asia naik tipis, investor tunggu data China dan pembicaraan Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023