Jika emas menembus di bawah 1.942 dolar tanpa pemulihan yang signifikan, tren jangka menengah berubah menjadi bearish menyerukan koreksi yang lebih dalam
Chicago (ANTARA) - Harga emas melemah lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk sesi ketiga berturut-turut, tertekan dolar AS yang lebih kuat di tengah ekspektasi untuk kenaikan plafon utang AS guna mencegah gagal bayar dan data ekonomi yang solid.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terjungkal 25,10 dolar AS atau 1,26 persen menjadi ditutup pada 1.959,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.988,80 dolar AS dan terendah di 1.954,40 dolar AS.

Emas berjangka merosot 8,10 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.984,90 dolar AS pada Rabu (17/5/2023), setelah anjlok 29,70 dolar AS atau 1,47 persen menjadi 1.993 dolar AS pada Selasa (16/5/2023), dan terangkat 2,90 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 2.022,70 dolar AS pada Senin (15/5/2023).

Kontrak berjangka emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di 2.085,40 dolar AS per ounce pada 4 Mei.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama sainggannya, menyentuh tertinggi baru tujuh minggu di 103,63, dan terakhir naik 0,7 persen di 103,56, karena data ekonomi yang solid semakin mengurangi taruhan pelonggaran oleh Federal Reserve.

Dalam keterangan yang disiapkan untuk pidato kepada para bankir di San Antonio, Kamis (18/5/2023), Presiden Federal Reserve Dallas Lorie Logan mengatakan data ekonomi sejauh ini tidak membenarkan melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral berikutnya pada Juni.

"Data dalam beberapa minggu mendatang belum bisa menunjukkan bahwa pertemuan itu layak untuk dilewatkan. Namun, sampai hari ini, kami belum melakukannya," katanya dalam sambutan yang telah disiapkan.

Dalam sambutan lain, Kamis (18/5/2023), Gubernur Fed Philip Jefferson juga mengatakan inflasi terlalu tinggi, tapi dia mengamati untuk melihat dampak kenaikan suku bunga terhadap ekonomi sebelum memutuskan pergerakan di masa depan.

"Jika emas menembus di bawah 1.942 dolar tanpa pemulihan yang signifikan, tren jangka menengah berubah menjadi bearish menyerukan koreksi yang lebih dalam," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di SKCharting.com, dikutip dari Xinhua.

Namun demikian, analis di UBS memperkirakan bahwa emas akan mencapai 2.100 dolar pada akhir tahun dan 2.200 dolar AS pada Maret 2024, mendesak investor untuk mempertahankan logam kuning sebagai salah satu pilihan teratas dalam portofolio mereka.

Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (18/5/2023) semakin mengurangi daya tarik emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun menjadi 242.000 dalam pekan yang berakhir 13 Mei, turun 22.000 dari minggu sebelumnya. Para ekonom memperkirakan klaim sebesar 255.000.

The Fed Philadelphia mengatakan ukuran aktivitas bisnis regional naik menjadi negatif 10,4 pada Mei dari negatif 31,3 bulan sebelumnya.

National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada di AS turun 3,4 persen pada April dari bulan Maret ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,28 juta unit, sedikit di bawah perkiraan para ekonom. Penjualan merosot 23,2 persen dibandingkan dengan April tahun lalu.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 26,40 sen atau 1,10 persen, menjadi ditutup pada 23,633 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 24,40 dolar AS atau 2,25 persen, menjadi menetap pada 1.058,20 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas kembali merosot, tertekan optimisme kesepakatan pagu utang AS
Baca juga: Harga emas Antam hari Rabu ini turun Rp7.000 per gram
Baca juga: Emas jatuh di bawah level kunci 2.000 dolar karena "greenback" menguat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023