Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menganalogikan program pendampingan usaha mikro mandiri dalam rangka menghasilkan pelaku usaha yang inovatif, kreatif dan naik kelas, dengan upaya menetaskan telur ayam.

Telurnya harus dipilih dulu, jangan menginkubasi, melahirkan tukang keripik lagi, tukang bakso lagi. Itu hanya akan mengambil rejeki mereka yang sekarang itu. kita harus melahirkan produk yang baru,” kata Menkop UKM,  Teten dalam acara Kick Off Program Pendampingan Mikro Mandiri di Kantor Kemenkop UKM Jakarta, Jumat.

Menteri Teten menuturkan, sebagian besar pelaku usaha mikro yang jumlahnya mencapai lebih dari 98 dari total pelaku usaha di Indonesia, memulai usahanya bukan dengan niat untuk berbisnis, melainkan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Akibatnya, katanya jenis usaha mikro hanya berkutat pada itu-itu saja, tidak memiliki kebaruan dan inovasi, apalagi sampai terhubung ke rantai pasok industri. Usaha mikro pun semakin sulit untuk tumbuh menjadi usaha yang naik kelas.

Oleh karenanya, KemenKopUKM bertekad untuk menciptakan pendampingan bagi pelaku usaha mikro yang tidak hanya sebatas pelatihan saja, tetapi harus diikuti dengan pola kolaborasi pentahelix dalam pendampingan usaha mikro yang sifatnya berkesinambungan, promote, protect dan advance.

Sehingga, telur atau yang dalam hal ini UMKM mikro yang akan didukung untuk dikembangkan adalah UMKM yang potensial dan berbasis teknologi sedang hingga tinggi.

“Para UMKM yang punya potensi untuk dikembangkan, yaitu produknya unggul, inovasi  dan model bisnisnya juga bagus. Dari sisi pembiayaan, sekarang sudah banyak dari pemerintah, UMKM yang sudah masuk dalam rantai pasok ini ada KUR Klaster,” ucapnya.

Lebih lanjut Teten menuturkan upaya inkubasi usaha mikro tersebut juga sebagai salah satu pemerintah untuk meningkatkan rasio kewirausahaan dari yang saat 3,47 persen menjadi 4 persen di 2024.

“Memang yang usaha mandiri tetap akan ada tapi kita ingin menyiapkan UMKM kita yang menjadi industrialisasi ini,” tutur dia.

Pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Yulius mengatakan Program Pendampingan Mikro Mandiri yang akan berlangsung selama 6 bulan dengan menggandeng Lembaga Kampus Bisnis Umar Usman ini, lebih berfokus pada kualitas dibanding kuantitas.

Pendampingan Mikro Mandiri akan meningkatkan kapabilitas dan akses usaha mikro secara berkelanjutan kepada sumber daya produktif, sehingga pelaku usaha mikro dapat naik kelas dan terhubung ke ekosistem bisnis yang lebih luas. Program ini tidak hanya sebatas pelatihan saja tapi secara utuh didampingi sampai terwujudnya transformasi usaha mikro.

“Pada prinsipnya kita akan mencoba untuk menarik beberapa UMKM untuk ikut pelatihan tapi seperti kata Pak Menteri tadi, bahwasanya kita harus mencari telur yang bagus. Jadi jangan hanya dilatih tapi kita mencari telur yang bagus, tidak apa-apa sedikit tapi dia menjadi wirausaha yang benar,” ucapnya.

Baca juga: Menkop dan UKM minta perbankan beri kemudahan akses kredit bagi UMKM
Baca juga: Kemenkop UKM: Indonesia cetak satu juta pengusaha muda di 2024
Baca juga: Menkop UKM akan transformasi dua BLU demi dukung UMKM naik kelas
Baca juga: Kemenkop UKM targetkan 24 juta UMKM masuk ekosistem digital pada 2023

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023