Pembelajaran diatur agar tidak ganggu pendidikan formal siswa.
Sentani (ANTARA) - Sekolah Adat Negeri di Kabupaten Jayapura, Papua, merupakan pusat pembelajaran budaya lokal yang bertujuan melestarikan kearifan budaya pada daerah ini, kata Kepala Sekolah Adat Negeri Papua Orgenes Monim.

Orgenes Monim ​​​di Sentani, Jumat, mengatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya merupakan wadah untuk mendidik tentang budaya lokal Papua.

"Kami membuka kelas-kelas menurut usia peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak ganggu pendidikan formal siswa," katanya.

Menurut Orgenes, materi yang diajarkan pada sekolah adat ini adalah budaya lokal Papua yang merupakan kearifan agar tidak tergerus zaman.

Orgenes menyebutkan ada mata pelajaran mengukir, memahat, dan menjahit tas khas Papua (noken) dengan harapan talenta yang merupakan anugerah Tuhan demi melestarikan budaya lokal.

Selain itu, kata dia, mata pelajaran tari-tarian adat, nyanyian-nyanyian tradisi, serta pendidikan tatanan adat.

"Jadi, selain menguasai keterampilan, peserta didik juga belajar tatanan adat serta bahasa daerah untuk melengkapi penguasaan terhadap budaya lokal Papua," katanya lagi.

Ia menuturkan bahwa Papua juga kaya akan kuliner serta alam yang indah. Maka, dalam pendidikan adat, juga turut melengkapi peserta didik dengan cara mengolah makanan khas Papua dan merawat alam ciptaan Tuhan.

Peserta yang mengikuti pendidikan di sekolah adat, lanjut dia, akan menerima sertifikat sebagai apresiasi karena telah menuntaskan semua materi dan dapat menerjemahkan budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Bahasa daerah Sentani jadi mata pelajaran muatan lokal SD di Papua
Baca juga: Kemendikbud bina 118 sekolah adat untuk ciptakan kesetaraan pendidikan


Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023