Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian selama tiga hari berturut-turut, setelah pembicaraan untuk menaikkan pagu utang AS mandeg lagi mendorong dolar lebih rendah untuk pertama kalinya dalam lima sesi, membantu safe havens emas untuk reli.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 21,80 dolar AS atau 1,11 persen menjadi ditutup pada 1.981,60 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.987,40 dolar AS dan terendah di 1.956,30 AS.

Emas berjangka terjungkal 25,10 dolar AS atau 1,26 persen menjadi 1.959,80 dolar AS pada Kamis (18/5/2023), setelah merosot 8,10 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.984,90 dolar AS pada Rabu (17/5/2023), dan anjlok 29,70 dolar AS atau 1,47 persen menjadi 1.993 dolar AS pada Selasa (16/5/2023).

Setelah penurunan tiga sesi menyentuh level terendah tujuh minggu, emas rebound secara teknis. Emas mencatat kerugian 1,9 persen untuk minggu ini, kerugian mingguan terbesar sejak awal Februari.

Baca juga: Emas merosot lagi tertekan optimisme pembicaraan plafon utang AS

Dolar AS jatuh pada Jumat (19/5/2023) karena investor bertaruh pada Fed yang kurang hawkish dan negosiasi batas utang AS tiba-tiba terhenti, dengan Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,37 persen menjadi 103,1924.

Presiden Joe Biden dan saingan utamanya dari Partai Republik di Kongres Kevin McCarthy sebelumnya mengatakan bahwa mereka lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS sebesar 31,4 triliun dolar AS, dan bahwa kesimpulan dapat diambil paling cepat pada Minggu (21/5/2023) untuk menghindari gagal bayar federal atas pembayaran per 1 Juni.

Tetapi laporan media pada Jumat (19/5/2023) menunjukkan bahwa pembicaraan itu tidak menghasilkan apa-apa.

Baca juga: Emas kembali merosot, tertekan optimisme kesepakatan pagu utang AS

Sementara itu, dalam pidatonya di konferensi riset Fed pada Jumat (19/5/2023), Presiden Federal Reserve New York John Williams menyatakan bahwa ekonomi suatu hari nanti dapat kembali ke era suku bunga sangat rendah yang ada sebelum pandemi COVID-19 pada awal 2020.

"Tidak ada bukti bahwa era suku bunga alami yang sangat rendah telah berakhir," kata Williams.

Investor sedang menunggu risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk Mei yang akan keluar pada Rabu (24/5/2023), produk domestik bruto pada Kamis (25/5/2023), dan data inflasi utama pada Jumat depan (26/5/2023).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 42,70 sen atau 1,81 persen, menjadi ditutup pada 24,06 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 17,50 dolar AS atau 1,65 persen, menjadi menetap pada 1.075,70 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023