Jakarta (ANTARA) - Seharusnya Minggu malam nanti di Stadion Etihad adalah momen menentukan dalam penobatan Manchester City sebagai juara Liga Inggris.

Tak disangka, status juara liga didapat lebih cepat setelah Sabtu malam tadi Arsenal tumbang 0-1 di tangan Nottingham Forest.

Kekalahan itu membuat Arsenal sudah tak mungkin mencegah The Citizen menjuarai Liga Premier musim ini.

City memang sangat pantas mendapatkan trofi ini.

Mereka memainkan laga yang lebih banyak ketimbang tim Inggris dan Eropa mana pun, tapi mereka malah tampil semakin bagus ketika tirai musim hendak ditutup.

Dalam jadwal yang begitu padat karena bermain dalam empat kompetisi berbeda yang di antaranya harus menghadapi tim-tim kelas berat dalam Liga Champions, City tampil sangat konsisten. City sudah tersisih dari Piala Liga.

Baca juga: Manchester City hadapi Inter Milan di final Liga Champions 2022/23

Mereka tidak saja menjadi tim yang lebih menyerang dan lebih menekan dibandingkan lawan-lawannya, tetapi juga tim yang lebih produktif dan sangat sulit ditembus lawan dibandingkan lawan-lawannya.

Kini mereka menjadi tim Liga Inggris kelima yang menjuarai liga utama tiga musim berturut-turut. Mereka juga bisa menjadi tim Inggris kedua yang menciptakan treble setelah Manchester United.

Mereka memiliki pemain yang merata bagus dalam semua lini yang tak memiliki kesenjangan kualitas antara pemain inti dengan pemain cadangannya, sampai pelatih mereka, Pep Guardiola, kesulitan menyeleksi pemain yang mesti dimainkan lebih dulu.

Guardiola sendiri adalah faktor terbesar yang membuat City begitu hebat dan begitu sukses sepanjang musim ini.

Baca juga: Guardiola menjadi pelatih Liga Inggris tercepat yang raih 1.000 gol

Manajer sepak bola yang disebut sejumlah kalangan sebagai yang terbaik sepanjang masa itu pernah menyihir Barcelona menjadi tim yang bermain indah dan menyerang yang mendominasi liga Spanyol.

Atmosfer sama menakjubkan, dia ciptakan di Jerman kala melatih Bayern Muenchen kendati gagal mempersembahkan trofi Liga Champions.

Kini, bersama Manchester City yang dibelanya lebih lama ketimbang Barca dan Bayern, Guardiola mengubah tim ini menjadi kekuatan yang siap menerkam siapa pun, selain membuat penggemar sepak bola terpesona oleh kesempurnaan dan konsistensi mereka.

Hanya tiga klub yang merasakan sentuhan Guardiola dan ketiganya dipuaskan oleh bagaimana Guardiola mempersembahkan trofi, selain membuat pemain-pemain asuhannya mendapatkan anugerah pribadi, termasuk Ballon d'Or.

Dari musim ke musim, selalu saja ada rekor yang dia buat, mulai dari enam trofi dalam satu musim sewaktu bersama Barcelona, sampai rekor sukses mencetak 100 poin dalam satu musim bersama The Citizens.

Baca juga: Arteta: Kami gagal penuhi ekspektasi jadi juara

Selanjutnya: Paling konsisten

Copyright © ANTARA 2023