Jakarta (ANTARA) - Samsung dikabarkan tetap mempertahankan Google untuk mendukung layanan mesin pencarian untuk ponsel-ponsel pintar besutan perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu.

Kabar itu pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal yang menyebutkan bahwa Samsung batal mengganti layanan pencariannya pada lini ponsel pintar dengan menggunakan Bing milik Microsoft.

Dalam laporan The Verge, Sabtu (20/5), kabar Samsung mempertimbangkan peralihan layanan mesin pencarian di ponsel-ponsel selulernya mulai beredar sejak April 2023. Internet Browser, yang menjadi aplikasi peramban bawaan pada ponsel Samsung Galaxy, menggunakan Google sebagai mesin pencari setelan utama.

Baca juga: Android 14 disebut buat fitur "screen recording" lebih ramah privasi

Pertimbangan berganti ke ekosistem Bing Microsoft tersebut mempertaruhkan kerjasama yang dibangun oleh Samsung dan Google dengan nilai kerjasama sebesar 3 miliar dolar AS.

Keputusan Samsung meninjau layanan Google untuk mesin pencarian dan beralih ke Bing besar kemungkinan dipengaruhi oleh pesatnya pertumbuhan dan ekspansi kecerdasan buatan (AI) yang dibesut oleh Microsoft.

Namun, akhirnya setelah satu bulan berlalu, Samsung menghentikan tinjauannya untuk rencana tersebut dan masih bertahan menggunakan layanan yang diberikan Google.

Keputusan Samsung untuk bertahan nampaknya dilakukan karena penggantian mesin pencari tidak akan menimbulkan banyak perubahan untuk pengguna mengingat sebagian besar pengguna ponsel pintarnya jarang menggunakan peramban internal.

Selain itu, Google pun kini juga ikut mengejar kemajuan layanannya di bidang AI dengan mengembangkan Bard dengan kemampuan yang lebih mumpuni.

Baca juga: Samsung tambah opsi ponsel Rp3 jutaan dengan Galaxy A24

Baca juga: Microsoft buka Bing AI untuk umum, tidak ada lagi daftar tunggu

Baca juga: Inggris selidiki dominasi peramban Apple dan Google

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023