Johannesburg (ANTARA) - Otoritas kesehatan Afrika Selatan mengatakan pada Minggu (21/5) bahwa wabah kolera telah menyebabkan 10 orang meninggal di Hammanskraal, di sebelah utara Ibu Kota Pretoria.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Provinsi Gauteng, 37 orang saat ini dirawat di Rumah Sakit Distrik Jubilee dengan mengalami gejala kolera.

Departemen itu mengatakan hasil laboratorium dari spesimen feses, yang diambil dari 19 pasien, memastikan bahwa pasien-pasien tersebut mengidap kolera.

Seorang anak berusia tiga tahun termasuk di antara 10 orang yang meninggal akibat penyakit tersebut.

Provinsi Gauteng termasuk Pretoria dan Johannesburg, merupakan kota terbesar di Afrika Selatan.

Otoritas kesehatan mengatakan sejak Senin (15/5) minggu lalu, 97 orang dibawa ke Rumah Sakit Distrik Jubilee dengan mengalami gejala diare, kram perut, dan muntah.

Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera, dan wabah biasanya terjadi di lingkungan dengan sanitasi dan akses untuk air minum aman yang tidak memadai.

Jika tidak diobati, penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian.

Nomantu Nkomo-Ralehoko, anggota Dewan Eksekutif untuk Kesehatan dan Kebugaran Provinsi Gauteng, mendesak masyarakat untuk melakukan langkah ekstra dalam menjaga kebersihan yang baik serta untuk tidak minum air yang tidak aman.

Ini kali kedua Afrika Selatan menyatakan wabah kolera tahun ini. Pada Februari, otoritas kesehatan mencatat dua kasus kolera yang dikonfirmasi masuk dari Malawi, negara tetangga tempat wabah telah merenggut ratusan nyawa.

Afrika Selatan melaporkan wabah kolera terburuk di negaranya lebih dari satu dekade lalu dengan mencatatkan 12 ribu kasus, menyusul wabah di negara tetangga, Zimbabwe, menurut departemen kesehatan.

Sumber: Anadolu

Baca juga: UNICEF sebut wabah kolera di Afrika keadaan darurat bagi anak-anak

Baca juga: UNICEF: Kasus kematian akibat kolera meningkat di 11 negara Afrika


 

Lebanon luncurkan kampanye vaksinasi untuk lawan kolera

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023