Madinah (ANTARA) - Jamaah calon haji Indonesia diminta mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan mempersiapkan diri membawa peralatan seperti payung, kaca mata hitam, botol minum, dan obat-obatan.
 
Pada Selasa pukul 10.00 Waktu Arab Saudi cuaca di Madinah mencapai 34 derajat celcius dan beberapa hari sebelumnya pada siang hari cuaca bisa mencapai 39 derajat celcius. Semenjak siang sampai sore hari mencapai di atas 41 derajat hingga 42 derajat celcius.
 
Sementara pada malam hari, suhu udara turun menjadi 30 sampai 35 derajat celcius.

Berdasarkan pantauan di situs cuaca, perkiraan dalam satu minggu ke depan suhu di Arab Saudi akan sama, yakni pada siang hari, suhu diperkirakan mencapai 42 derajat celcius.
Sekretaris Petugas PPIH Arab Saudi Daker Madinah Abdillah mengatakan perbedaan suhu udara tersebut perlu diwaspadai karena di Tanah Air, suhu udara jarang menyentuh angka 40 derajat atau lebih.
 
"Jamaah harus waspada, paparan sinar matahari terus menerus akan membuat kulit terbakar dan terasa di kulit, serta dehidrasi," kata Abdillah.
 
Sejumlah kiat dari petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) untuk jamaah haji ketika beraktivitas di Madinah. Selain memakai krim tabir surya, jamaah disarankan membawa botol minum yang bisa diisi air zam zam dari Masjid Nabawi saat di Madinah atau di Masjidil Haram saat di Mekkah.
 
Meski tidak haus, lanjutnya, jamaah diingatkan untuk minum minimal seteguk setiap setengah jam dan jamaah sebaiknya juga membawa semprotan air untuk sesekali disemprotkan ke wajah.
 
Berbeda dengan Indonesia, udara di Arab Saudi, termasuk di Madinah, memiliki kelembaban rendah. Akibatnya, kulit dan bibir mudah kering. Bila dibiarkan, dapat menimbulkan gatal-gatal dan bibir pecah-pecah.
 
Untuk itu, perlengkapan yang tidak kalah penting dibawa jamaah adalah lip balm atau pelembab bibir dan body lotion yang mengandung zat penahan sinar ultraviolet.

Baca juga: Kemenkes usung jargon "Jangan Tunggu Haus" cegah dehidrasi calhaj

Baca juga: Jamaah haji perlu minum oralit ganti cairan tubuh cegah dehidrasi

 

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023