Ketegangan geopolitik kembali meningkat, tetapi investor tidak terlalu melupakan dividen yang menarik, sehingga pasar, kami percaya, untuk saat ini akan terus merangkak naik
Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia menguat terhadap dolar pada awal perdagangan Rabu, menjelang dua lelang obligasi negara OFZ oleh kementerian keuangan, dan dukungan dari pembayaran pajak yang akan datang ketika harga minyak bergerak lebih tinggi.

Pada pukul 07.25 GMT, rubel menguat 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 80,01 dan naik 0,5 persen menjadi diperdagangkan pada 86,26 versus euro. Mata uang Rusia juga menguat 0,1 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 11,32.

Pembayaran pajak akhir bulan, yang biasanya mengarahkan eksportir untuk mengonversi pendapatan mata uang asing untuk memenuhi kewajiban lokal, akan memberikan beberapa dukungan kepada rubel. Pembayaran pajak jatuh tempo pada 29 Mei.

Baca juga: Rubel di dekat 80 terhadap dolar, tunggu dukungan pembayaran pajak

"Sudah waktunya rubel naik," kata Alor Broker dalam sebuah catatan, menunjukkan bahwa dukungan pembayaran pajak akan membantu mengangkat mata uang Rusia setelah lima sesi konsolidasi di sekitar angka 80 terhadap dolar.

Rencana Kremlin untuk memperkenalkan batas bulanan 1 miliar dolar AS mulai Juni pada jumlah mata uang asing yang dapat dibeli penduduk di pasar domestik untuk menyelesaikan transaksi dengan perusahaan asing yang keluar akan menopang rubel, kata analis Rosbank, memperkirakan mata uang itu menguat ke 73-75 dalam beberapa bulan mendatang.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 77,43 dolar AS per barel, sebelumnya mencapai level tertinggi lebih dari tiga minggu.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.039,6 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah pada 2.640,4 poin.

Saham raksasa energi Gazprom merosot ke level terendah lebih dari dua bulan, memperpanjang kerugian setelah perusahaan yang dikendalikan Kremlin itu mengatakan dewannya telah memutuskan untuk tidak membayar dividen setahun penuh karena laba bersih merosot lebih dari 40 persen tahun lalu karena kenaikan pajak pada paruh kedua.

Meskipun Gazprom turun, pembayaran dividen perusahaan lain mendukung pasar secara keseluruhan, kata Sinara Investment Bank.

"Ketegangan geopolitik kembali meningkat, tetapi investor tidak terlalu melupakan dividen yang menarik, sehingga pasar, kami percaya, untuk saat ini akan terus merangkak naik," kata Sinara.

Baca juga: Rubel Rusia menguat, saham Yandex capai level tertinggi dalam 1 tahun

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023