Jakarta (ANTARA) - Jogja Film Academy (JFA) berkomitmen untuk terus melahirkan bakat-bakat baru pembuat film yang didukung para profesional di bidangnya.

"Jogja Film Academy berkomitmen untuk menjawab tantangan baru di zaman baru dunia perfilman, berkomitmen untuk terus melahirkan bakat-bakat baru pembuat film dengan didukung pengajar yang merupakan praktisi pembuat film profesional," kata sutradara Ifa Isfansyah yang merupakan pendiri JFA dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: JAFF 2022 bawa tema "Blossom", rayakan kreativitas dan sinema

Prestasi yang telah dicetak oleh pengajar di JFA, kata Ifa, merupakan energi besar untuk para mahasiswa yang belajar di sekolah tinggi film tersebut.

Sejumlah prestasi dosen praktisi peraih Piala Citra antara lain Lulu Hendra (film pendek terbaik 2014), Wahyu Utami Wati (film dokumenter pendek terbaik 2017), hingga Ifa Isfansyah sendiri (sutradara terbaik 2011 dan film terbaik 2015, 2019, dan 2022).

Selain itu, Albertus Nico Wicaksono yang mahasiswa JFA angkatan 2019 berhasil memenangkan banyak penghargaan melalui film pendek "Memorabila", termasuk juara 2 Festival Film Bulanan Kemenparekraf 2023 dan memperoleh kesempatan untuk mengikuti Marche Du Cinema di Festival Film Cannes 2023.

Baca juga: Ifa Isfansyah angkat tema masakan di cerita "Quarantine Tales"

Dengan program studi D3 Produksi Film, JFA menjadi akademi khusus perfilman yang pertama di Indonesia. Saat ini JFA tengah membuka penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024 dengan menambah kuota mahasiswa baru menjadi 105 mahasiswa yang dimulai sejak Februari hingga Agustus 2023.

Ifa mengatakan Jogja Film Academy tidak hanya berfokus dalam mengembangkan mahasiswanya, tetapi sekaligus mempunyai program untuk alumni-alumni terbaiknya.

"Jogja Film Academy mempunyai program JFA Talent Project yang merupakan program fasilitasi pendanaan untuk merangsang alumni memproduksi karya film terbaiknya," ujar dia.

Ifa menjelaskan JFA Talent Incubator yang akan memfasilitasi dukungan pendanaan dan bantuan pendampingan produksi film cerita panjang terpilih dengan dukungan hingga Rp500 juta rupiah di setiap proyeknya.

Sedangkan JFA Film Fund berupa pendanaan hingga Rp50 juta rupiah yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan bakat alumni setiap tahunnya agar film yang diinisiasi oleh alumni mempunyai kemungkinan untuk diproduksi.

Selain itu, ada pula program JFA Talent Scholarship yang merupakan program dukungan dana pendidikan sepenuhnya bagi calon mahasiswa baru JFA yang mempunyai bakat terbaik dan dilanjutkan dengan dukungan untuk produksi film cerita panjang saat proses pendidikan selesai.



Baca juga: "YUNI" akan tayang terbatas di bioskop mulai besok

Baca juga: Ifa Isfansyah hadirkan warna baru film Indonesia lewat "Abracadabra"

Baca juga: Ifa Isfansyah sebut tak ada genre tertentu untuk "Abracadabra"

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023