Jayapura (ANTARA) - Sirene tsunami, Jumat ini, kembali berbunyi di Jayapura selama tiga menit setelah sempat vakum selama setahun akibat proses pembangunan kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) yang sebelumnya kantor Dinas Perhubungan Papua.

Kepala BMKG Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek di Jayapura, Jumat, mengatakan  sirene tsunami memang dibangun di belakang gedung Dinas Perhubungan Papua yang saat ini beralih menjadi kantor MRP di Jalan Sam Ratulangi, Jayapura.

Sirene tsunami itu akan berbunyi setiap tanggal 26 selama tiga menit untuk memastikan berfungsinya alat tersebut dan berbunyi setelah belnya ditekan petugas BPBD Kota Jayapura.

"Memang yang membunyikan sirene tsunami adalah BPBD setelah mendapat laporan dari BMKG terkait gempa yang berpotensi tsunami, " kata Yustus Rumakiek seusai memantau pelaksanaan bunyi sirene tsunami.

Baca juga: BPBD: 39 sirene peringatan dini tsunami Sumbar masih aktif dan 2 rusak

Baca juga: BMKG perkuat sistem mitigasi lewat sirene tsunami di Labuan Bajo


Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika Jayapura Herlambang Hudha menambahkan  sirene tsunami yang ada itu, jangkauannya hanya sekitar dua kilometer sehingga dibutuhkan beberapa alat serupa untuk dipasang disepanjang pinggir pantai di Kota Jayapura.

BNPB menjadwalkan akan membangun enam alat serupa di sekitar pinggir pantai di Kota Jayapura yang terbentang dari Bse G hingga Holtekam sehingga bila ada indikasi tsunami maka BPBD akan mengambil keputusan untuk membunyikan sirene tsunami.

"BMKG Jayapura juga akan melakukan sosialisasi ke masyarakat yang bermukim di pesisir pantai agar saat mendengar sirene panjang maka harus waspada karena itu pertanda tsunami," kata Herlambang.

Hendrik, salah satu warga yang bermukim di kawasan Dok IV Bawah, Distrik Jayapura Utara mengatakan suara sirene tsunami hanya terdengar sayup-sayup.

"Suara sirene tsunami tidak terdengar jelas," kata Hendrik.*

Baca juga: Satu sirene peringatan tsunami di Bengkulu rusak

Baca juga: BPBD Banten butuh sembilan sirene peringatkan tsunami

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023