... biaya kuliah S1 di universitas negeri di Jepang paling mahal sebanyak Rp54 juta setahun, sedangkan universitas swasta sebanyak Rp150 juta setahun... "
Jakarta (ANTARA News) - "Masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di Jepang tidak perlu khawatir masalah biaya; karena pendidikan di negara itu tidak semahal dibayangkan," kata petugas Kantor Perwakilan Jakarta Pusat Informasi Pendidikan Jepang, Verawati.

"Banyak sekali beasiswa dari pemerintah Jepang, maupun pihak lain untuk belajar di Jepang," katanya, di Jakarta, Rabu. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Australia bahkan Singapura, melanjutkan studi di Jepang relatif lebih murah.

Untuk biaya kuliah S1 di universitas negeri di Jepang paling mahal sebanyak Rp54 juta setahun, sedangkan universitas swasta sebanyak Rp150 juta setahun. Ini cuma seperempat ketimbang biaya kuliah di Amerika Serikat. 

Sedangkan untuk calon mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di Jepang sedangkan sama sekali tidak memiliki uang, pemerintah Jepang menawarkan beasiswa penuh bahkan diberikan uang saku.

"Kalau beasiswa yang tinggal bawa koper dan badan tanpa modal, bahkan pembelian formulir juga tanpa biaya itu ada beasiswa monbukagakusho, yang direkomendasikan Kedutaan Besar Jepang," lanjut Verawati.

Untuk monbukagakusho sendiri, penerima beasiswa akan dibebaskan biaya kuliah dan akan diberikan uang saku sebesar 117.000 yen atau sekitar Rp17 juta per bulan, tiket pulang-pergi pesawat kelas ekonomi Indonesia-Jepang, dan tanpa ikatan dinas. Namun tentunya beasiswa ini harus melalui seleksi yang ketat.

Untuk masyarakat yang kurang mampu dalam segi keuangan dan juga tidak lolos dalam seleksi monbukagakusho tidak usah takut belajar di Jepang. Karena setiap universitas di Jepang akan memberikan potongan biaya kuliah hingga 100 persen untuk mahasiswanya dengan ketentuan yang berlaku.

Dia juga menambahkan bahwa di Jepang pemotongan biaya kuliah berbeda dengan beasiswa. Setiap mahasiswa yang sudah dapat pemotongan biaya kuliah masih memiliki peluang untuk mendapatkan beasiswa.

Verawati juga menjelaskan, tidak ada agen pendidikan yang memberikan janji-janji manis untuk belajar di Jepang. Hal ini karena pihak Jepang yang sangat menghargai janji sehingga tidak ada yang berani memberikan janji.

Dengan demikian setiap mahasiswa harus mencari sendiri informasi dengan cara datang ke Kedutaan Besar Jepang maupun ke Organisasi Pelayanan Mahasiswa Jepang (JASSO) yang memiliki perwakilan di Jakarta, atau dengan menghadiri pameran pendidikan Jepang yang rutin setiap tahunnya di Jakarta dan Surabaya.

(Ridwan/A011/Z003)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013