Palembang (ANTARA News) - Massa petani dari sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan terus berdatangan ke Palembang untuk memberikan dukungan kepada Direktur Eksekutif Walhi setempat Anwar Sadat dan 10 rekannya yang ditahan polisi.

Petani dari Ogan Ilir, Banyuasin, dan Kabupaten Musi Banyuasin hingga Kamis dini hari terus berdatangan dengan menggunakan bus dan truk.

Kepala Divisi Pengembangan dan Pengorganisasian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel Hadi Jatmiko mengatakan, sedikitnya sudah 11 bus dan truk yang masuk ke Palembang membawa massa petani yang tergabung dalam Serikat Petani Sriwijaya (SPS) Sumsel dan organisasi serikat tani lainnya.

Ratusan petani dari sejumlah kabupaten itu sebagian di tampung di Kantor Sekretariat Walhi Sumsel dan sebagian lagi bermalam di halaman Gedung DPRD.

Para petani tersebut berkumpul ke kota ini untuk menggelar aksi menuntut Direktur Walhi Sumsel, serta beberapa aktivis lainnya dan petani dibebaskan.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel ditangkap polisi ketika melakukan aksi terkait sengketa lahan antara petani Ogan Ilir dengan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Anwar Sadat ditangkap polisi pada Selasa (29/1) sore bersama 25 aktivis lainnya serta petani setelah terjadi bentrokan dalam unjuk rasa di depan gerbang Mapolda Sumsel.

Sebelumnya sekitar 200 petani telah datang ke kantor Sekretariat Walhi dan bergerak melakukan aksi tutup mulut di depan Mapolda Sumsel di Palembang, Rabu (30/1) siang, sebagai bentuk protes atas pemukulan serta penangkapan terhadap aktivis Walhi dan petani.

Melalui gerakan massa dan upaya hukum yang dilakukan tim advokasi Walhi Sumsel dan LBH Palembang, sebagian besar aktivis dan petani yang ditangkap telah dibebaskan.

Massa petani berharap 11 aktivis dan petani termasuk Direktur Eksekutif Walhi Sumsel yang hingga kini masih diamankan aparat Polda setempat bisa segera dibebaskan, kata Kepala Divisi Pengembangan dan Pengorganisasian Walhi Sumsel itu menambahkan.

(Y009) 

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013