Jakarta (ANTARA) - Sarwono Kusumaatmadja yang pernah menjabat sebagai menteri era Presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid telah menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjuangan melawan kanker paru-paru di Adventist Hospital, Penang, Malaysia, Jumat (26/5).

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan meski berbeda kota, namun ia mengenal sosok Sarwono sebagai aktivis mahasiswa yang terkenal ulung.
 
"Beliau itu aktivis dan profesional yang mengerti tentang lingkungan dan kelautan, serta seorang pemikir yang baik," ujarnya usai menghadiri prosesi persemayaman di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta Pusat, Minggu.
 
Kalla menuturkan sebagai sahabat, dirinya sangat menghormati dan berduka cita atas kepergian Sarwono.
 
Menurutnya, Sarwono adalah sosok yang sangat memprioritaskan masalah lingkungan di Indonesia.
 
"Dia sangat gencar untuk memperlihatkan bagaimana negeri ini harus dibawa ke sesuatu situasi lingkungan yang bersih," kata Kalla.
   
Berbagai karangan bunga yang bertuliskan ucapan duka atas meninggalkannya Sarwono tampak memadati Gedung Manggala Wanabakti.
 
Pukul 08.59 WIB, jenazah tiba di Gedung Manggala Wanabakti yang diiringi oleh kendaraan pejabat pemerintah pusat, di antaranya Menteri LHK Siti Nurbaya.
 
Selama satu jam prosesi persemayaman, para pelayat dari berbagai kementerian, lembaga, organisasi, hingga perusahaan memenuhi Auditorium Soedjarwo. Mereka bergantian melakukan shalat jenazah dan memberikan penghormatan terakhir.
 
Pukul 10.07 WIB, jenazah Sarwono bertolak meninggalkan Kementerian LHK untuk dimakamkan ke San Diego Hills yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
 
Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih Garingging yang menjabat tahun 2000 sampai 2004 mengaku kenal baik dengan Sarwono karena sama-sama menjadi menteri era kabinet Presiden Abdurrahman Wahid.
 
Meski demikian, jauh sebelum itu, Bungaran dan Sarwono juga sudah berkenalan sejak muda dan mahasiswa. Bungaran berkuliah di Institut Pertanian Bogor, sedangkan Sarwono berkuliah di Institut Teknologi Bandung.
 
"Saya sangat kagum dengan beliau, dengan pikiran-pemikirannya, khususnya pikirannya mengenai negara kita," kata Bungaran.
 
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa Sarwono adalah pendiri Kementerian Kelautan dan Perikanan.
 
Kala itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan masuk ke dalam bagian dari Kementerian Pertanian. Seiring berjalannya waktu, Kementerian Kelautan dan Perikanan itu memisahkan diri agar bisa lebih efektif dan efisien melayani negara mengingat Indonesia terdiri dari laut dan pulau-pulau.
 
"Beliau agak unik, tidak banyak bicara, tetapi hatinya kalo kita dekat itu rasanya hangat. Banyak ide dan banyak pikiran-pikiran. Saya senang dengan orang seperti itu, tidak ada kesombongan dalam dirinya," kata Bungaran.

"Diam-diam tapi banyak pikirannya. Kalau dia sudah menyampaikan pikirannya itu..., kami sering kagum dan terperangah," imbuhnya.
 
Semasa hidup, Sarwono tercatat menduduki tiga jabatan menteri, yaitu Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Indonesia pada 23 Maret 1988 hingga 17 Maret 1993, Menteri Negara Lingkungan Hidup Indonesia pada 17 Maret 1993 sampai 17 Maret 1998, dan Menteri Eksplorasi Kelautan Indonesia pada 29 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001.
 
Selain menjabat sebagai menteri, Sarwono juga tercatat menduduki sejumlah posisi strategis, di antaranya Komisaris PT Energy Management Indonesia (EMI) yang merupakan anak usaha PLN.
 
Beliau juga menjadi Anggota Dewan Pengawas Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Bahkan, sampai wafatnya, Sarwono masih Ketua Panitia Seleksi Pejabat Tinggi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, aktif sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Iklim, Ketua Tim Pemilihan Penerima Kalpataru, dan lain-lain.
 
Di bidang politik, lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung itu pernah menjabat sebagai anggota DPR RI (1971-1988) dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya sejak tahun 1983 hingga 1988.

Baca juga: Jenazah Sarwono Kusumaatmadja disemayamkan di Manggala Wanabakti
Baca juga: Menteri LHK: Pak Sarwono adalah salah satu putra terbaik bangsa
Baca juga: Jenazah Sarwono Kusumaatmadja tiba di rumah duka di Jakarta

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023