Jakarta (ANTARA) - Rencana pengaplikasian model kota pintar (smart city) di Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya terbatas pada jaringan dan infrastruktur teknologi informasi, tetapi juga memerlukan sistem pertahanan yang cerdas.

Demikian dikemukakan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia, Andi Widjajanto dalam seminar bertajuk “Pertahanan Cerdas 5.0 untuk Ibukota Nusantara," yang juga digelar sebagai rangkaian kegiatan dalam rangka hari jadi ke-58 Lemhannas RI.

Andi menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bentuk upaya mencari terobosan-terobosan kebijakan untuk memastikan pertahanan yang digelar di Ibu Kota Nusantara bisa sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

“Kita melihat ada perkembangan-perkembangan teknologi baru. Kalau dalam tiga tahun terakhir ini kombinasi antara cyber, kombinasi digital dengan space yang akhirnya menghasilkan tema pagi ini smart defence yang betul-betul mengandalkan lompatan teknologi,” ujar dia dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Schneider Electric membuka diri untuk keterlibatan pada proyek IKN

Sebagai pemimpin global di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Direktur Strategi TIK dan Bisnis Huawei Indonesia Mohamad Rosidi menyatakan Huawei telah aktif mengeksplorasi teknologi-teknologi inovatif yang erat hubungannya dengan kota pintar.

Hal itu baik melalui riset maupun praktik yang dapat mendukung transformasi digital sistem pertahanan cerdas 5.0 yang tengah dikembangkan Pemerintah Indonesia di IKN. Teknologi-teknologi tersebut meliputi 5G, AI, big data, dan Internet of Things (IoT).

Rosidi mengatakan sistem pertahanan cerdas merupakan bagian implementasi kota yang aman. Huawei, kata dia, telah berpengalaman menangani lebih dari 700 kota yang tersebar di lebih 100 negara dan wilayah.

"Oleh karena itu, perencanaan sistem pertahanan cerdas termasuk implementasinya dapat mengadopsi dan mengintegrasi pengalaman yang telah terjadi di kota-kota lain di dunia," ucapnya.

Baca juga: Hutama Karya raih kontrak proyek kawasan Kemenko Perekonomian di IKN

Pada seminar tersebut disampaikan bahwa sistem pertahanan cerdas diharapkan mempunyai kemampuan dalam mendeteksi ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara secara dini, dengan berbagi informasi/data antar pihak dan pengolahan data yang lebih akurat untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih cepat, efisien dan terarah.

Pengembangan dan implementasi infrastruktur sistem pertahanan cerdas dan berkelanjutan yang berlangsung saat ini juga akan berperan sebagai role model bagi perencanaan jangka menengah dan panjang, serta mendukung terwujudnya visi Indonesia emas 2045.

Baca juga: PUPR menyiapkan lahan siap bangun di Sub-WP 1B dan 1C KIPP IKN

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023