Dalam kaitan dengan MDGs dulu Indonesia hanya sebagai penerima, sekarang Indonesia bisa menentukan isinya karena saya menjadi ketua Panel Tinggi PBB untuk merumuskan program pengganti MDGs itu,"
Abuja, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan pemilihan dirinya sebagai Ketua Panel Tinggi oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon adalah karena kapasitas pribadinya dan bukan hanya karena jabatannya sebagai kepala pemerintahan Indonesia.

"Dalam kaitan dengan MDGs dulu Indonesia hanya sebagai penerima, sekarang Indonesia bisa menentukan isinya karena saya menjadi ketua Panel Tinggi PBB untuk merumuskan program pengganti MDGs itu," katanya di Monrovia sebelum bertolak ke Abuja, Nigeria, Sabtu.

Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) akan berakhir pada 2015. Sekjen PBB Ban Ki Moon telah memilih Panel Tinggi PBB untuk merumuskan program penggantinya. Panel diketuai bersama oleh Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Panel beranggotakan 27 tokoh dari berbagai kalangan profesi.

Panel ini ditunjuk Sekjen PBB karena orangnya, bukan jabatannya. Karena itu ada presiden aktif dan mantan presiden, Perdana Menteri (PM) dan mantan PM, aktivis sosial masyarakat dan bahkan wartawan.

"Dilihat dari latar belakang anggota panel, isu yang diangkat sangat beragam, tapi itu justru kekayaan dari panel ini. Diskusinya sangat hidup dan dinamis," kata SBY menceritakan hasil pertemuannya di Monrovia.

Setelah pertemuan final Bali bulan Maret nanti, Panel bekerja merumuskan laporan untuk diserahkan ke Sekjen PBB bulan Mei 2013. Lalu sekitar 180 negara akan menanggapi. Baru kemudian ditetapkan program pengganti MDGs.

"Mungkin namanya Program Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development programs), katanya.

SBY menyampaikan bahwa sejak panel dibentuk tahun 2012, Ia kerap bertukar pikiran dengan pemimpin dunia. "Mereka bilang tolong kita sudah punya MDGs. Kami sudah berusaha mencapai MDGs, lalu MDGs hilang. Ada program baru yang membingungkan," ungkapnya.

Terhadap pemikiran itu, Presiden menyampaikan tiga pilihan. Pertama, delapan tujuan di MDGs masih berlaku, tapi ditajamkan dan dimodifikasi. Semua negara yang menjalankan MDGs jadinya tak perlu bingung.

Kedua, dipertahankan yang delapan tujuan, tapi tambah satu, dua, atau tiga tujuan lain.

"Bisa saja delapan tujuan tak diubah, lalu tambah satu atau dua lagi. Jadi 10 MDGs. Itu opsi bagus," katanya.

Ketiga, program MDGs dibongkar habis. "Saya kurang setuju. Jadi opsi 1 dan 2 nanti di Bali yang diputuskan," demikian Presiden SBY.
(A017/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013