Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti menyebutkan bahwa untuk menghasilkan talenta muda Indonesia yang berprestasi membutuhkan kerja keras.

“Tidak ada yang tidak bisa kalau ada kemauan, ada niat, dan ada komitmen untuk membangun diri,” katanya di Jakarta, Selasa.

Tak hanya berupaya menghasilkan talenta muda yang berprestasi, Suharti menuturkan dedikasi yang tinggi juga harus dilakukan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang pantang menyerah.

Kemendikbudristek melalui Pusat Prestasi Nasional menyelenggarakan Bincang Talenta Berprestasi Tahun 2023 bersama Balai Pengembangan Talenta Indonesia di Jakarta, pada Selasa (23/5).

Baca juga: Kemnaker kembangkan talenta muda dukung kewirausahaan di era digital

Acara itu digunakan sebagai ajang berbagi inspirasi bagi alumni ajang talenta yang telah sukses berkarya di bidang keahliannya kepada talenta-talenta muda lainnya.

Sebagai contoh, Allafta Hirzi Sodiq yang merupakan seorang pianis penyandang tunanetra alumnus Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) bercerita dirinya tetap memiliki semangat hidup yang tinggi dan tekad yang kuat meski memiliki keterbatasan.

Ia mengaku belajar bermain piano secara otodidak saat tiga tahun dan pernah tidak diterima untuk les piano karena tidak banyak guru les piano yang bisa mengajar anak berkebutuhan khusus bahkan tidak ada buku partitur braile.

“Hal itu tidak membuat saya kecewa karena dengan berlatih dengan giat saya pun akhirnya mendapatkan beasiswa untuk belajar piano dan Alhamdulillah sekarang saya sudah lulus Diploma D3 Piano di Trinity College,” kata Hirzi.

Baca juga: RI-Singapura sepakati kerja sama pengembangan talenta muda teknologi

Selain Hirzi, alumnus Olimpiade Sains Nasional (OSN) Stefani Herlie yang saat ini bekerja sebagai Senior Vice President Bukalapak menyampaikan bahwa motivasi awal dari mengikuti OSN Kemendikbudristek adalah untuk mengubah nasib keluarganya.

“Kedua orang tua saya tidak mengenyam bangku pendidikan kuliah. Saat itu saya merasa OSN salah satu ajang pembuktian agar saya bisa mendapat beasiswa dan mewujudkan cita-cita,” kata Stefani.

Tak hanya Stefani dan Hirzi, Vice President of Data Science Gojek Syafri Bahar yang merupakan alumnus International Mathematics Olympiad (IMO) mengungkapkan motivasi dirinya untuk mengikuti olimpiade matematika karena nasi bungkus.

Pada saat itu, menurut Syafri, mendapatkan nasi bungkus merupakan hal yang istimewa baginya yang hidup sejak kecil di kampung.

Baca juga: Perusahaan Turki cari talenta muda Indonesia lewat TalentforBIZ

“Teruslah belajar untuk memajukan Indonesia,” kata Syafri.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023