Freetown (ANTARA) - Sebuah pohon kapas yang dianggap sebagai simbol Freetown, ibu kota Sierra Leone, yang tumbang akibat hujan deras pada Rabu (24/5) malam waktu setempat, akan diamankan dan dilestarikan sebagai warisan budaya negara tersebut.

Saat mengumumkan keputusan itu di akun media sosial resminya pada Kamis (25/5) malam waktu setempat, Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio mengatakan bahwa relik pohon kapas yang tumbang tersebut akan dibawa ke museum negara.

Sementara upaya pelestarian akan dipelopori oleh Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Sierra Leone agar pohon tersebut bisa menjadi pengingat akan warisan dan sejarah bersama milik seluruh masyarakat.
 
   Pohon kapas tersebut diyakini sebagai situs permukiman pertama para budak yang dibebaskan pada akhir abad ke-18. Pohon itu telah lama dianggap sebagai tengara (landmark) budaya dan sejarah, yang dihormati oleh penduduk setempat maupun pengunjung


"Bagi kami, pohon kapas ini bukan sekadar pohon, tetapi merupakan penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, dan kami harus berusaha mengabadikannya," ungkap Bio.

Ia mengajak seluruh warga agar menghormati warisan budaya yang kaya dari pohon kapas ikonis itu dengan menahan diri untuk tidak merusak atau menghancurkan pohon yang tumbang tersebut.

"Bersama-sama, kita akan melestarikan warisan persatuan, kemerdekaan, dan kebebasan dari pohon kapas ikonis kita," tambahnya.

Tumbangnya pohon tersebut telah memicu curahan kesedihan di seluruh negeri dan sekitarnya. Pada siang hari, banyak pengunjung berbondong-bondong ke situs tersebut untuk mengungkapkan rasa duka mereka atas kematian pohon itu. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023