Chris tewas saat melakukan apa yang hatinya dipenuh semangat -- melayani prajurit yang berjuang mengatasi PTSD."
Washington (ANTARA News) - Seorang veteran perang Irak menghadapi tuduhan pembunuhan Senin karena diduga menembak mati dua orang, salah satunya eks penembak jitu Navy SEAL yang keberaniaannya dalam konflik yang sama dibeberkan secara mendetil dalam sebuah buku terlaris.

Chris Kyle, sang penulis "Penembak jitu Amerika: Otobiografi Penembak Jitu Paling Mematikan dalam Sejarah A.S.," dan temannya Chad Littlefield ditembak mati di lapangan tembak Glen Rose, Texas pada Sabtu, kata pihak berwenang, lapor AFP.

Kedua orang tersebut diyakini telah dibawa terduga penembak, eks marinir AS Eddie Routh, 25, ke lapangan tembak tempat kejadian penembakan.

Kapten Jason Upshaw, Kepala Kepolisian Erath County, mengatakan Minggu bahwa Kyle dan Littelfield tewas karena luka tembak dan bahwa Routh telah didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan dan satu tuduhan pembunuhan dengan ancaman hukuman mati.

"Kita kehilangan dua pahlawan Amerika," kata Upshaw kepada para wartawan, mencatat bahwa senjata yang diperkirakan telah digunakan dalam insiden tersebut merupakan sebuah senjata ringan semi otomatis yang telah ditemukan di rumah Routh.

Kyle, 38, dipuji dengan lebih dari 150 pembunuhan pasti selama dasawarsa karir kedinasan yang dipenuhi tanda jasa termasuk empat tugas di Irak. Sejak meninggalkan SEALs, dia membantu mengelola sebuah kelompok pendukung bagi eks personil militer dalam perjuangan.

Buku riwayat hidupnya menceritakan pengalaman tempur di kubu pemberontak Irak di Ramadi dan Fallujah, dan dia menulis bahwa militan Al Qaida yang rekan-rekannya telah ditembaknya menjuluki dirinya "Iblis," dan mengatakan mereka menjanjikan hadiah atas kepalanya.

Kepala Polisi Tommy Bryant mengatakan Routh diyakini menderita "sejenis penyakit mental," atau gangguan akibat stres pasca-trauma (PTSD) dan bahwa ibunya kemungkinan telah mengontak yayasan yang mendukung para veteran dimana Kyle terlibat.

Kematian Kyle sebelumnya telah dikonfirmasi oleh FITCO Cares, sebuah kelompok pendukung yang dia bantu memulai, bekerja bersama para prajurit yang kembali yang mengidap PTSD.

"Hati saya hancur," kata Direktur FITCO, Travis Cox, mencatat bahwa eks penembak jitu tersebut meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

"Chris tewas saat melakukan apa yang hatinya dipenuh semangat -- melayani prajurit yang berjuang mengatasi PTSD."

Militer AS menandaskan Minggu bahwa Routh pernah berdinas aktif bersama marinir di Irak, namun kini dia terdaftar sebagai cadangan.

Dallas Morning News menulis bahwa Kyle dianugerahi dua Bintang Perak dan lima Bintang Perunggu atas keberanian selama dinas kemiliterannya.

Penembakan mematikan itu muncul di tengah perdebatan yang berkecamuk dan sengit di Amerika Serikat menyangkut pengawasan senjata, sesudah beberapa penembakan massal dimana senjata-senjata berkekuatan tinggi, gaya militer yang umum tersedia telah digunakan.

Masalah pembunuhan bersenjata di tangan orang yang menderita sakit mental atau emosional sudah sangat menyolok dalam argumen tersebut, menyerukan supaya memperketat pemeriksaan latar belakang bagi pemilik senjata.

Pada bulan Desember, seorang pria gangguan jiwa membunuh 20 anak dan enam orang dewasa di sekolah dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut dalam sebuah pembantaian yang mengguncang negara itu.

Presiden Barack Obama sejak itu memasukkan pengawasan senjata pada agenda legislatifnya dengan rencana melarang senjata serbu dan magazine berkapasitas tinggi di garis terdepannya, dan pada Senin dia akan berangkat ke Minneapolis untuk memulai desakan baru menyangkut masalah tersebut.

Namun, langkah-langkah tersebut mendapat tentangan keras dari pendukung senjata, yang paling jelas Asosiasi Senjata Nasional (NRA), yang beralasan bahwa hak untuk membawa senjata diabadikan dalam konstitusi AS. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013