Perlu kita sadari UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia ...
Jakarta (ANTARA) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN yang berlangsung di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menelurkan banyak kesepakatan penting para pemimpin negara.

Salah satu hasil kesepakatan yang berkaitan langsung dengan kepentingan rakyat adalah perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Para pemimpin ASEAN juga sepakat bersatu, agar pihak lain tidak memanfaatkan celah dari konflik internal yang terjadi di Myanmar.

Dari segi ekonomi, para kepala negara menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat perdagangan yang berkelanjutan, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, serta mendorong penguatan rantai pasok kawasan dan investasi. Utamanya, ASEAN sepakat membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia melalui hilirisasi.

Tentu kesepakatan-kesepakatan tersebut akan menjadi patokan penting di berbagai arah kebijakan negara anggota ASEAN dan akan berdampak pada kehidupan bernegara.

Perlu digarisbawahi bahwa kebijakan skala internasional tersebut memang tidak bisa dirasakan langsung karena butuh proses dan kerja sama yang kuat dalam menerapkannya. Namun bukan berarti KTT ASEAN tidak membawa dampak langsung terhadap Indonesia khususnya Labuan Bajo sebagai tuan rumah.

Perhelatan KTT ASEAN tidak sebatas menyoal menyambut, menjamu, dan berdiskusi dengan para kepala negara dan delegasi secara maksimal. Lebih dari itu, masyarakat kecil turut dilibatkan untuk menunjukkan keindahan dari keberagaman Tanah Air melalui pertunjukan budaya, kuliner, hingga keindahan alam Labuan Bajo ke mata internasional.

Para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk memperkuat perdagangan dan ekonomi kawasan dengan melibatkan UMKM, si penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang jumlahnya mencapai 64,17 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 61,97 persen atau senilai Rp8.574 triliun.


Gerbang pasar internasional

KTT ASEAN yang menghadirkan hingga 500 orang delegasi tersebut menjadi lahan basah bagi pelaku UMKM untuk memasarkan beraneka produk unggulannya. Penyelenggara KTT ASEAN pun secara khusus meminta Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat, NTT untuk menyiapkan 10 UMKM terbaik dan terpilih.

10 UMKM tersebut memamerkan hasil kerajinan tangan berupa kain tenun, pakaian dan aksesoris, serta tak lupa aneka produk makanan dan minuman khas Manggarai Barat. Promosi gratis pada KTT ASEAN tersebut tentu dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada pelaku usaha dan perajin untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya.

Gerbang menuju pasar internasional tersebut turut disambut hangat oleh pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dari Kebumen, Jawa Tengah, bernama Iranty Design. UMK binaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) itu memproduksi kerajinan dari bahan bambu, eceng gondok, dan mendong (semacam rumput liar) bersama masyarakat yang tergabung dalam kelompok perajin. Termasuk juga membuat sapu berbahan dasar limbah kulit jagung yang dibuang petani.

Hadirnya produk dari Iranty Design dalam ajang KTT ASEAN 2023 juga bukannya tanpa dasar. Kualitas produknya sudah terbukti diterima pasar, baik di dalam maupun luar negeri karena sebelumnya telah berhasil mengekspor produk yang berbahan dasar mendong ke Amerika Serikat, Guang Zhi, dan Singapura. Bahkan tengah menunggu pemesanan dari Denmark.

Tak hanya itu, pelopor bisnis ritel modern di Indonesia Sarinah tentu tidak akan melewatkan kesempatan emas mempromosikan produk UMKM unggulan Indonesia ke kancah internasional pada gelaran KTT ASEAN.

Sarinah menjadi kurator dan menyediakan showcase UMKM untuk Spouse Program KTT ASEAN, acara yang dihadiri oleh para istri dari kepala negara di ASEAN yang membahas isu-isu penting di luar agenda utama pertemuan.

Dalam proses kurasi produk, Sarinah bekerja sama dengan Dekranasda NTT. Setelah produk UMKM Dekranasda NTT terkurasi, sebagian produk tersebut dibuat koleksi khusus wastra untuk showcase UMKM KTT ASEAN Indonesia 2023 di Puncak Waringin. Sarinah juga memajang produk-produk UMKM unggulan tersebut di Bandara Internasional Komodo.

Dari kurasi tersebut, terpilih beberapa UMKM yang berkesempatan untuk dapat memamerkan produk, di antaranya karya Edward Hutabarat, Gloya (Cawang Art), Herviolet, Levico, serta koleksi wastra tenun dari Dekranasda NTT.
Karya-karya dari UMKM tersebut memperlihatkan kekayaan khazanah budaya timur diantaranya dari Kupang, Dokka, Sumba, Manggarai, dan Ende.

Ajang mendorong UMKM Go Global melalui KTT ASEAN juga dimanfaatkan Menteri BUMN Erick Thohir dengan membentuk SME’s Hub. Sebanyak 50 pelaku UMKM yang terdiri atas 10 UMKM lokal dan 40 UMKM binaan dari Rumah BUMN dan kementerian lainnya, siap menawarkan produk unggulannya, baik kepada para delegasi negara-negara ASEAN maupun  masyarakat umum yang datang.

“Kita harus mendorong UMKM ini untuk mendunia, salah satunya dengan pameran yang melibatkan pengunjung dari mancanegara. Perlu kita sadari UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia yang membuka banyak kesempatan kerja. Mereka bisa mengharumkan nama bangsa dengan produk-produk yang mendunia,” kata Menteri BUMN Erick.


Peningkatan penjualan

Pemilik toko suvenir dan produk UMKM Exotic Komodo Vincentius yang menjual kain tenun khas NTT mengaku penyelenggaraan KTT ASEAN sangat mendorong penjualan barang, yang tentunya akan mendorong perekonomian di daerah.

“Mungkin sekitar 50-60 persen. Cukup besar karena beberapa waktu belakangan ini ekonomi kurang baik, tapi dengan adanya libur Lebaran dilanjut KKT ASEAN dan nanti ada liburan sekolah, maka lonjakan penjualan pasti ada, khususnya di Labuan Bajo,” ucapnya.

Meski tidak dapat menyebutkan jumlah omzet yang didapatkan oleh usahanya, diperkirakan pengusaha lainnya turut meraup keuntungan dari pelaksanaan pertemuan yang dihadiri sejumlah kepala negara/pemerintahan ASEAN tersebut.

Ia bahkan sengaja menghadirkan “mama penenun” agar para pengunjung bisa melihat langsung keunikan pembuatan kain khas Labuan Bajo di gerainya.

Peningkatan omzet memang menjadi dambaan setiap penjual, namun sejatinya yang lebih penting adalah pengenalan. Percuma jika omzet meningkat namun tidak ada keberlanjutan usai pelaksanaan KTT ASEAN.

Oleh karena itu, momentum pertemuan skala internasional harus dimanfaatkan sebagai mungkin bagi pemilik UMKM untuk memikat hati pembeli, termasuk juga pemerintah yang turut bertanggung jawab mengkurasi puluhan juta UMKM yang ada di Tanah Air dan menampilkan produk-produk yang sesuai dengan selera internasional.

Jika produk-produk UMKM nasional dapat memikat hati para delegasi yang hadir, niscaya KTT ASEAN tidak sekadar mengantar UMKM ke gerbang pasar internasional. Lebih jauh lagi turut mendorong masuk ke pasar ekspor yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku UMKM. Capaian UMKM tersebut, tentu ikut memompa pertumbuhan ekonomi Indonesia.




 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023