Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengajak aparatur sipil negara (ASN) untuk bergotong royong mereformasi birokrasi melalui momentum Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2023.

"Sesuai dengan tagline kami 'Bergerak Bersama untuk Reformasi Birokrasi Berdampak' dan Tema Hari Lahir Pancasila, saya mengajak seluruh ASN untuk gotong royong, kita ciptakan birokrasi yang berdampak nyata bagi masyarakat," ujar Anas dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Adapun peringatan tahun ini mengambil Tema 'Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global'.

Tema tersebut mengandung arti bahwa Bangsa Indonesia harus saling bekerja sama, bersinergi, bahu-membahu mewujudkan peradaban yang lebih maju, menjadi pusat pertumbuhan dunia, dan lekas pulih setelah pandemi dilalui.

Menurut Anas, reformasi birokrasi merupakan salah satu program prioritas pemerintah. Ia menegaskan reformasi birokrasi perlu langsung menyasar pada masalah utama pembangunan.

"Jika reformasi birokrasi berdampak ini sukses dijalankan akan memberi dampak optimal ke masyarakat, seperti penurunan kemiskinan, peningkatan investasi, belanja produk dalam negeri dari APBN/ABPD, serta pengendalian inflasi," katanya.

Ia mengatakan percepatan dampak ini bisa dilakukan melalui reformasi birokrasi tematik.

“Reformasi birokrasi tematik sesuai arahan Presiden Joko Widodo,diperlukan untuk mewujudkan birokrasi berdampak yang betul-betul menyasar masalah utama pembangunan,” ungkap Anas.
 
Sementara itu, pengentasan kemiskinan menjadi salah satu masalah utama yang harus diselesaikan. Tema pengentasan kemiskinan melalui peran birokrasi tentu memiliki benang merah yang sama, yakni Sila Kelima yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Baca juga: Menpan RB ajak ASN rayakan Harlah Pancasila dengan birokrasi berdampak
Baca juga: Menpan RB serahkan dua penghargaan arsip ke PT Timah
 
Ia mengatakan butir 11 Sila Kelima mengamanatkan untuk melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Dalam hal birokrasi, katanya, pemerintah wajib menyiapkan kebijakan dan program terkait pertumbuhan ekonomi yang merata, tidak hanya menguntungkan satu pihak saja.
 
Dari butir itu, sambung Anas, bisa lahir berbagai program kerja pemerintah yang mendukung peningkatan ekonomi secara luas. Ia mengatakan birokrasi tidak boleh mempersulit warga dalam mendapatkan haknya, termasuk perizinan usaha oleh masyarakat kecil dan menengah.
 
Sejalan dengan Hari Lahir Pancasila, ujarnya,  ASN diminta untuk tidak sekadar memahami tetapi juga menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bekerja maupun bermasyarakat.

“Memahami Pancasila harus disertai perilaku aktual yang sejalan dengan nilai-nilai luhur dalam berbagai sila Pancasila di setiap bidang pemerintahan dan kemasyarakatan, juga pada konteks penguatan reformasi birokrasi,” jelas Anas.
 
Menteri Anas mengingatkan ASN untuk selalu merawat Pancasila sebagai ideologi negara demi terwujudnya Indonesia yang tegak, berdaulat, dan maju.

"Seperti yang tercermin dalam 'core values' ASN Ber-AKHLAK, yaitu Loyal. Seluruh ASN harus memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI, serta pemerintahan yang sah,” imbuhnya.
 
Dengan berlandaskan Pancasila, Ber-AKHLAK menjadi fondasi kokoh dalam penguatan budaya kerja ASN yang profesional dan solid untuk mencapai visi misi Indonesia Maju yang dicanangkan pemerintah.
 
Anas berharap Indonesia bangkit dan bersatu untuk menghadapi segala tantangan serta ancaman sebagaimana akhir-akhir ini muncul, seperti ideologi lain yang ingin menggantikan Pancasila.

“Dengan gotong royong, dibangun kesadaran untuk berjuang bersama-sama bagi kepentingan bangsa dan negara,” ujar mantan Kepala Lembaga kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ini.
 
Ia mengatakan seperti yang tercantum dalam Sila Ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia, maka gotong royong menjadi cara bersama bagi seluruh komponen bangsa untuk membangun peradaban dunia. Tekad membangun peradaban dunia menunjukkan pentingnya menggelorakan kembali kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023