Lihatlah berbagai mainan antik yang ditemukan berikut, dan rasakan kebahagiaan anak-anak yang berbeda pada masa itu ketika tidak ada ponsel, internet, dan belum ditemukannya material baru.
Chuiwan merupakan sebuah permainan untuk memukul bola ke dalam lubang, yang jika dibayangkan mungkin sangat mirip dengan golf pada saat ini, ungkap Jia Yingli dari Museum Provinsi Jiangxi.
Selama era dinasti Song dan Yuan, Chuiwan menjadi populer baik di kalangan masyarakat yang tua maupun muda, dan pola Chuiwan dapat dilihat pada lukisan dinding, lukisan kerajaan, dan bantal porselen di periode tersebut.
Jika kita kembali ke era Dinasti Song, mungkin saja di balik setiap peluit berbentuk angsa tersebut terdapat seorang anak yang pipinya menggembung.
Peluit tersebut ditemukan di situs bersejarah Jizhou di Jiangxi, tempat pembakaran tradisional yang populer di China selatan pada era Dinasti Song di mana sejumlah besar patung porselen digali, yang kebanyakan tingginya tidak lebih dari 10 cm.
Tanah liat setempat bertekstur kasar, gembur dan mudah dibentuk, memungkinkan para perajin membuat patung porselen untuk mencerminkan kehidupan mereka, ujar Li Xilang, direktur museum Kota Ji'an, yang merupakan lokasi dari tempat pembakaran Jizhou.
Terdapat desas-desus di kalangan masyarakat bahwa Kaisar Xuande dari era Dinasti Ming merupakan penggemar adu jangkrik, dan guci jangkrik, yang direstorasi dari puing-puing porselen itu, bisa menjadi buktinya.
Pada batch yang sama dari pecahan guci jangkrik biru dan putih yang digali tersebut, staf menemukan pola yang sangat mirip dengan gambar Kaisar Xuande, dan tulisan yang berbunyi "dibuat pada tahun-tahun Xuande dari Dinasti Ming" juga ditemukan pada guci ini, ujar Weng Yanjun, Direktur Museum Tempat Pembakaran Kekaisaran Jingdezhen.
Dengan tinggi hanya 5,5 cm, patung yang digali dari tempat pembakaran Jizhou tersebut menunjukkan kepolosan anak-anak, dengan proporsi kuda besar yang berlebihan untuk manusia berukuran kecil.
Patung-patung porselen dari tempat pembakaran Jizhou itu mencerminkan suasana kehidupan publik, harapan baik untuk kehidupan, dan nilai-nilai masyarakat kuno yang ingin menaklukkan medan perang dengan kuda mereka, tutur Jia Yingli dari Museum Provinsi Jiangxi.
Di China kuno, kehidupan anak-anak juga merupakan dekorasi yang populer, terutama di era dinasti Ming dan Qing.
Dicintai sejak era dinasti Tang dan Song, motif bayi yang sedang bermain sangat umum dalam dekorasi porselen dan menunjukkan kecintaan masyarakat terhadap anak-anak dan keinginan mereka untuk memiliki atau dikaruniai banyak anak, imbuh Jia.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023