Jakarta (ANTARA) - Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)* menunjukkan fakta bahwa angka diagnosis penyakit kritis di Indonesia masih cukup tinggi. Penyakit kardiovaskular atau jantung menjadi penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia dan kanker sebagai penyebab kematian tertinggi ke-2 di negara ini.
 
Penyebabnya dapat bermacam-macam tapi pola hidup yang tidak sehat dinilai sebagai faktor penyebab terbesar. Pada masyarakat modern, terdapat istilah yang sedang tren, yakni ‘kaum rebahan’ atau sedentary lifestyle dan fenomena “remaja jompo” karena meningkatnya keluhan mudah merasa lelah, badan pegal, sakit punggung dan pinggang, kepala sering pusing. Tren ini tidak jauh dari kebiasaan masyarakat kekinian yang memicu meningkatnya obesitas dan potensi penyakit kritis.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kemenkes** bahwa lebih dari 95,5% masyarakat Indonesia tidak suka mengonsumsi sayur dan buah, 29.3% tergolong sebagai perokok aktif, dan 33,5% masyarakat kurang melakukan gerak fisik dan yang termasuk golongan obesitas ada 52,8%. Perlu juga kita perhitungkan dampak dari situasi pandemi lalu, yakni pasien dengan long covid-19 berpotensi mengalami risiko komplikasi kardiovaskular (jantung) dan alzheimer.

Penyakit kritis dapat terjadi pada siapa saja. Beberapa diantaranya dapat dideteksi dini dan ada juga yang dideteksi sudah mengalami komplikasi akibat penyakit bawaan. Karena kita tidak bisa menebak apakah akan terkena suatu penyakit atau tidak maka perlu melakukan mitigasi kesehatan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala, seperti pemeriksaan tekanan darah untuk deteksi dini hipertensi demi mencegah stroke, pemeriksaan gula darah untuk mencegah diabetes, dan pemeriksaan kolesterol untuk mengetahui kadar kolesterol guna mencegah timbulnya komplikasi pada tubuh. Melakukan deteksi dini dapat membantu meningkatkan harapan hidup seseorang.

Khususnya pada penyakit kanker, deteksi dini sejak stadium awal akan membantu proses penanganan dan pemulihan lebih cepat dibandingkan jika baru terdeteksi pada stadium lanjut (stadium lanjut: stadium kanker 3-4). Misalnya pada pasien kanker payudara, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95% pada stadium 1, 70-75% pada stadium 2, serta 10-25% pada stadium 3 dan 4*** Angka ini menunjukkan pentingnya deteksi untuk dilakukan oleh setiap individu.

Selain pencegahan, kita juga perlu mempersiapkan kondisi finansial untuk menghadapi risiko penyakit kritis melalui asuransi penyakit kritis guna mengurangi risiko kebocoran finansial pada masa depan. Tergolong dalam penyakit kritis diantaranya kanker, diabetes, penyakit jantung, gangguan paru-paru, gagal ginjal dan berbagai penyakit serius lainnya yang biaya perawatannya cenderung lebih besar dan proses pengobatan perlu dilakukan secara rutin dan jangka panjang.

Tren gaya hidup yang tidak sehat tapi sulit dihindari oleh sebagian masyarakat membuat asuransi penyakit kritis sebagai kebutuhan penting setelah asuransi kesehatan. Vice President Health Strategic Business Unit Sequis Mitchell Nathaniel mengimbau masyarakat yang saat ini mencari asuransi penyakit kritis dapat menimbang produk asuransi penyakit kritis yang bukan sekadar menyediakan biaya pengobatan tapi carilah asuransi penyakit kritis yang memiliki tujuan holistik jangka panjang untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan pasien secara menyeluruh.

Sequis mencoba menjawab kebutuhan asuransi penyakit kritis ini melalui manfaat penyakit kritis Sequis Critical Illness Program (SCIP) yang menyediakan dua fasilitas gratis berupa SCIP Pencegahan untuk memfasilitasi nasabah dapat melakukan deteksi dini penyakit kritis berupa cek kesehatan dari Laboratorium Klinik Prodia berupa layanan Panel Uji Saring Kanker Serviks, Panel Uji Saring Kanker Prostat, ELP (Expanded Lipid Profile) dan tambahan fasilitas layanan PULS Tes Jantung, dan Panel Risiko Stroke. Manfaat layanan ini bisa diakses di sequis.id/SCIPPerawatanPencegahan.

Fasilitas gratis lainnya adalah SCIP Rehabilitasi untuk membantu pasien meningkatkan kualitas hidup selama proses pemulihan. Layanan berupa menu diet khusus untuk kanker (20 hari makan siang dan makan malam tiap bulan selama 3 bulan), menu diet khusus untuk jantung/stroke (20 hari makan siang dan makan malam tiap bulannya selama 3 bulan), tes farmakogenomik untuk memaksimalkan pengobatan sesuai genetika sehingga meminimalkan efek samping yang ditimbulkan pada tubuh serta tersedia juga latihan fisik dengan trainer dan konsultasi psikolog. Selengkapnya tentang manfaat layanan ini dapat diakses di sequis.id/SCIPPerawatanRehabilitasi

Sequis Critical Illness Program (SCIP) merupakan manfaat tambahan yang bisa didapat oleh nasabah yang memiliki produk asuransi penyakit kritis Sequis System and Organ Function Insurance (SOFI) . Informasi mengenai asuransi penyakit kritis SOFI dan Manfaat SCIP tersedia di sequis.co.id atau calon nasabah dapat memanfaatkan fitur Find Agent yang ada di website Sequis. Fitur ini akan menghubungkan calon nasabah dengan agen asuransi terbaik Sequis sehingga dapat bertanya langsung tentang manfaat SCIP dan berapa premi yang harus dibayarkan.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023