Beograd (ANTARA) - Presiden Serbia dan Kosovo pada Kamis bertemu dengan beberapa pemimpin Eropa membahas ketegangan terbaru antara kedua negara disela Komunitas Politik Eropa yang diadakan di Moldova.

Presiden Serbia Aleksander Vucic bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

"Saya berterima kasih kepada Presiden Macron atas pendirian dan dukungannya yang teguh terhadap Serbia mengenai kejadian terbaru. Saya menyatakan keprihatinan saya tentang peningkatan kekerasan baru-baru ini di utara Kosovo," kata Vucic.

Selain itu Vucic juga menyebut Sanchez sebagai "teman tulus" Serbia.

Sementara Presiden Kosovo Vjosa Osmani bertemu dengan Kanselor Jerman Olaf Scholz dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrel.

"Presiden menekankan bahwa upaya Kosovo untuk memulihkan ketertiban di wilayah utara negara itu terhalang bangunan ilegal Serbia, yang berubah menjadi geng kriminal yang didukung (Presiden Serbia Aleksander) Vucic, yang menyerang polisi Kosovo dan pasukan perdamaian Kosovo NATO," demikian pernyataan oleh kantor Osmani.

Osmani menambahkan bahwa negara-negara Eropa harus menentukan sikap atas tren yang membahayakan perdamaian dan kestabilan di wilayah itu.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrel setelah pertemuan menyerukan untuk mengadakan pemilihan lokal baru di utara Kosovo dengan mengikutsertakan warga Serbia.

"Kami memiliki tiga syarat jelas, pemilihan setempat baru sekarang, memastikan partisipasi Serbia Kosovo dan mulai membentuk Asosiasi Kota Mayoritas Serbia dengan Dialog yang difasilitasi EU," kata Borrel.

"Bila gagal melaksanakan syarat di atas, akan ada konsekuensi serius atas hubungan kami," kata Borrel memperingatkan.

Ketegangan melanda Kosovo ketika Serbia memprotes terpilihnya walikota etnis Albania di empat kotamadya bulan lalu di kotamadya bagian utara negara itu.

Etnis Serbia di kotamadya wilayah utara negara itu telah memprotes terpilihnya walikota etnis Albania sejak akhir Mei.

Pada Senin, setidaknya 30 tentara misi menjaga perdamaian internasional pimpinan NATO di Kosovo (KFOR) terluka saat bentrok dengan warga Serbia yang memprotes dan berupaya mencegah walikota baru terpilih kotamadya Zvecan di utara Kosovo untuk memasuki balai kota dan mengambil sumpah serta memulai tugasnya.

Sumber: Anadolu
Baca juga: PM Kosovo dukung tindakan polisi terhadap warga Serbia
Baca juga: PBB desak pihak yang berkonflik di Kosovo untuk menahan diri
Baca juga: China dukung Serbia pertahankan kedaulatan wilayah

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023