Hari ini kami melakukan tanam kedelai di Kabupaten Tanggamus sebagai upaya bersama mengakhiri ketergantungan impor kedelai
Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa ketergantungan terhadap impor kedelai tidak boleh terjadi terus-menerus.

"Hari ini kami melakukan tanam kedelai di Kabupaten Tanggamus sebagai upaya bersama mengakhiri ketergantungan impor kedelai," kata Mentan, di Tanggamus, Lampung, Jumat.

Menurutnya, penamaan komoditas kedelai di Tanggamus ini juga sebagai salah satu tekad dari Gubernur Lampung Arinal Djunaidi serta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam menggairahkan kembali produksi kedelai dalam negeri.

"Selama ini kebutuhan kedelai kita dipenuhi dari luar negeri, karena harus diakui bahwa harga kedelai impor lebih murah," ujarnya.

Menurutnya pula, kebanyakan petani lebih senang lahannya dimanfaatkan untuk menanam jagung dibandingkan kedelai, karena jumlah produksinya berbeda jauh.

"Kalau tanam jagung itu per hektare petani bisa panen sekitar 5 ton sampai 7 ton, nah kalau kedelai per hektare hanya menghasilkan 2 ton sampai 2,5 ton, karena itu mereka pilih tanam jagung," kata dia.

Namun begitu, menurut Mentan, ketergantungan atas impor kedelai harus disudahi, terlebih komoditas ini termasuk dalam kebutuhan utama masyarakat Indonesia.

"Maka dari itu kami bersama Menteri Perdagangan dan Gubernur menginginkan Lampung harus menjadi bagian dari yang menggerakkan kekuatan negara kita terkait kepentingan kedelai dalam negeri," kata dia pula.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan bahwa Provinsi Lampung selama ini menyumbang 5 ribu ton kedelai dari total produksi kedelai nasional.

"Oleh karena itu Lampung sebagai lokomotif pertanian, bisa menjadi unit percontohan yang nantinya bisa bersama-sama IPB, Unila, Kementan dan Kemendag menginisiasi 10 provinsi yang bisa memproduksi dengan nilai yang sama, maka selesai kedelai ini," kata dia.

Bupati Tanggamus Dewi Handajani mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat karena telah mendukung daerahnya untuk pengembangan kedelai.

"Perlu diketahui bahwa di kabupaten ini ada sekitar 200 ribu hektare lahan pertanian bukan sawah, di sini artinya ada potensi bisa dikembangkan menjadi perluasan tanam kedelai," kata Dewi pula.

Baca juga: Mendag siap buat rumusan guna sejahterakan petani kedelai
Baca juga: Kementan minta Gunungkidul menjadi penyuplai benih kedelai
Baca juga: Bapanas pastikan upaya benahi tata kelola kedelai sesuai jalur

 

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023