Keberhasilan SIG mencatatkan kinerja positif tidak terlepas dari sejumlah inisiatif strategis yang telah diterapkan
Jakarta (ANTARA) - PT Semen Indonesia Tbk (SIG) secara konsisten mempertahankan kinerja positif selama periode tiga tahun terakhir.

Sekretaris Perusahaan SIG Vita Mahreyni mengatakan, pertumbuhan kinerja positif tersebut cukup menantang, khususnya selama masa pandemi COVID-19 serta peningkatan biaya energi.

“Keberhasilan SIG mencatatkan kinerja positif tidak terlepas dari sejumlah inisiatif strategis yang telah diterapkan, mulai dari upaya mengamankan sektor penjualan dan pendapatan, mendorong efisiensi melalui peningkatan operational excellence, melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan finansial yang baik,” kata Vita melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Kinerja positif perusahaan tercermin dalam peningkatan laba bersih SIG pada 2022 sebesar 15,5 persen atau Rp2.365 triliun, angka itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2021 yang tercatat Rp2,047 triliun.

Di samping itu, SIG juga membuktikan bahwa resiliensi tak hanya dicapai dari sisi bisnis, namun juga operasional berkelanjutan. Pada tahun yang sama, SIG berhasil menekan intensitas emisi karbon hingga 590 kg Co2/ton cement equivalent, atau turun sektiar 16,67 persen dari baseline tahun 2010 sebesar 708 kgCO2/ton cement equivalent. Penurunan clinker factor tercapai 69,2 persen dan peningkatan thermal substitution rate (TSR) tercapai 7,2 persen.

Pencapaian yang konsisten dari SIG mengantarkan perusahaan semen tersebut meraih penghargaan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2023 untuk kategori Emiten Non-Bank, Sektor Material Konstruksi yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia Group.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Komisaris Bisnis Indonesia Dorothea Samola kepada Sekretasis Perusahaan SIG Vita Mahreyni di JW Marriott Hotel, Jakarta, pada Rabu.

BIA 2023 merupakan ajang penghargaan yang diadakan oleh Bisnis Indonesia bagi para pelaku bisnis baik emiten maupun non-emiten di Indonesia. Secara umum, seleksi penjurian BIA 2023 terdiri dari dua tahap, yaitu seleksi kuantitatif dan kualitatif. Sebelum mengukur kinerja keuangan, seluruh perusahaan setiap kategori, baik itu perusahaan emiten, perbankan dan perusahaan sekuritas terlebih dulu harus memenuhi kriteria seleksi yang bervariasi oleh Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC).

Perhitungan kinerja keuangan dilakukan berdasarkan beberapa indikator seperti pertumbuhan kinerja dan rasio kinerja. Untuk pertumbuhan kinerja, variabel yang diukur adalah laba bersih, total aset, ekuitas, pendapatan, serta kas dan setara kas. Kinerja tersebut dilihat dari laporan keuangan perusahaan periode kuartal III-2022 dan kuartal III-2021.

Sementara untuk rasio kinerja terdiri dari Net Income terhadap Liabilitas, Kas dan Setara Kas terhadap Liabilitas Lancar, Net Income terhadap Revenue, Net Income terhadap Ekuitas (ROE) dan Operating Cash Flow terhadap Revenue. Kinerja tersebut juga dinilai dari laporan keuangan perusahaan publikasi periode kuartal IV-2022, kuartal IV-2021 dan kuartal IV-2020.

Sementara itu, seleksi kualitatif antara lain mempertimbangkan emiten yang sudah melantai di bursa minimal tiga tahun, sustainability report, manajemen risiko, kondisi industri pada masing-masingsektor atau subsektor, kompetisi, pemberitaan, aksi korporasi, inovasi, serta berbagai kriteria lain sesuai pertimbangan dewan juri.

Baca juga: DPR RI nilai SIG dorong sektor konstruksi berkembang
Baca juga: Semen Indonesia bagikan dividen Rp1,65 triliun tahun buku 2022


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023