Jakarta (ANTARA) - Quantum Power Asia Pte Ltd (Quantum) menyatakan niatnya untuk mengembangkan dan mendanai proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berskala besar di Ibu Kota Nusantara (IKN) serta mendorong teknologi energi bersih guna mendukung Nusantara menjadi kota net zero emission pada 2045.

Managing Director dan CEO Quantum, Simon G Bell dalam kunjungannya ke IKN pada Jumat (2/6) mengonfirmasi kesediaan Quantum untuk mendukung pembangunan IKN kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

"Komitmen pemerintah Indonesia untuk membangun Nusantara telah kami saksikan pada kunjungan kami hari ini. Langkah memberdayakan Nusantara melalui energi bersih merupakan bentuk aksi kami sesuai prinsip utama Quantum yaitu 'Indonesia First'," tutur Managing Director dan CEO Quantum Power Asia Simon G Bell dalam siaran resmi, Sabtu.

Baca juga: Peneliti kembangkan teknologi panel surya untuk akses Internet

"Kami menyediakan diri untuk menjadi katalis untuk transisi energi bersih di Indonesia, mulai dari menghijaukan rantai pasokan nikel di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi hingga mengurangi emisi karbon di sektor pertambangan. Seluruh aktivitas ini kami lakukan karena kami berpegang teguh pada komitmen kami ini," tambah Simon G. Bell.

Kunjungan investasi bisnis ke lokasi ibu kota baru Indonesia itu merupakan kolaborasi antara berbagai lembaga di Indonesia dan Singapura yang diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan para pemimpin kedua negara pada Maret lalu.

Para peserta adalah sekelompok perusahaan regional dan global terpilih yang bergerak di bidang energi, transportasi, logistik, properti kesehatan, dan keuangan.

Masuknya proyek PLTS berskala besar untuk Nusantara akan meningkatkan besarnya proyek aktif Quantum di Indonesia menjadi lebih dari 5 GWp yang akan mendatangkan investasi modal langsung sebesar 7 miliar dolar AS ke Indonesia.

Pada tahun sebelumnya, Quantum telah menandatangani "binding term sheet" dengan Nickel Industries Limited untuk memasok smelter mereka dengan tenaga surya sebesar 500 MW sebagai tahap pertama program 1 GW yang lebih besar.

Quantum juga sedang mengembangkan proyek PLTS 3,5 GWp dengan kapasitas baterai 12 GWh yang akan dibangun di Indonesia dengan investasi modal langsung sebesar 6 miliar dolar AS.

Jika disetujui, proyek itu akan memasok listrik ke masyarakat lokal di Kepulauan Riau dan kelebihan energi bersih yang dihasilkan akan diekspor ke Singapura.

Selain itu, Quantum dan mitra usaha patungannya, ib vogt, sedang mempersiapkan pembangunan pabrik manufaktur panel Solar Photovoltaic (PV) surya berkapasitas 1 GW di Indonesia yang memenuhi syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Sejalan dengan prinsip "Indonesia First", Quantum bersama ib vogt berkomitmen membeli minimal 1 GWp panel surya buatan Indonesia setiap tahunnya selama minimal tiga tahun.

Komitmen awal untuk membeli panel surya buatan Indonesia dapat ditingkatkan setelah pembangkit listrik tenaga surya di Nusantara berhasil dikembangkan.

Proyek ekspor listrik bersih Singapura merupakan faktor pendorong utama bagi Anantara, sebuah joint venture yang didirikan oleh Quantum dan ib vogt, untuk membuat komitmen dalam mempercepat produksi PV surya berskala besar dengan produk berstandar internasional di Indonesia.

Kedua perusahaan juga telah menyatakan bahwa seiring dengan meningkatnya kualitas, biaya, dan kemajuan teknologi panel buatan Indonesia yang menjadi kompetitif secara global, para mitra juga akan membeli panel buatan Indonesia untuk proyek-proyek internasional mereka di negara lain.

Proyek ekspor Anantara akan membuka jalan bagi pabrik manufaktur panel PV surya skala GW pertama dari merek tier 1 untuk dibangun di Indonesia dan menciptakan efek berkelanjutan untuk perluasan manufaktur panel PV surya kelas dunia di Indonesia.

Baca juga: Pameran teknologi energi hijau diharapkan wujudkan nol emisi karbon

Baca juga: Melongok "Desa Fotovaltaik" di China timur menyambut semarak Imlek

Baca juga: Atap Jakarta International Stadium mampu serap energi surya

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023