Nanjing (ANTARA) - Para ahli dari berbagai disiplin ilmu mengambil bagian dalam penggalian arkeologis dua makam yang berasal dari 6.000 tahun lebih silam di Kota Wuxi, Provinsi Jiangsu, China timur.

Proses penggalian arkeologis itu disiarkan langsung secara daring, Jumat (2/6).

Sebanyak 26 makam dengan pemilik kuno tersebut merupakan orang-orang dari periode Budaya Majiabang di Zaman Neolitik, yang sebelumnya ditemukan di Situs Maan di Kota Wuxi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 makam telah digali di alam liar sehingga mengungkapkan berbagai peninggalan, seperti periuk, tembikar, dan perkakas batu giok.

Enam makam tersisa dipindahkan ke laboratorium kabin milik Institut Arkeologi di bawah Akademi Ilmu Sosial China (CASS) untuk studi lebih lanjut.

Para ahli yang mengkhususkan diri dalam antropologi fisik, mineralogi batuan, mikrobiologi, analisis microtrace, dan berbagai bidang terkait lainnya itu mengambil bagian dalam penggalian dua dari enam makam yang tersisa.

Masyarakat dapat melihat seluruh pekerjaan penggalian secara daring dalam waktu nyata, menurut lembaga peninggalan budaya dan arkeologi kota itu.

Selama siaran langsung penggalian tersebut, para peneliti menemukan dua kerangka manusia yang relatif lengkap, sambil mengumpulkan dan mengambil sampel informasi mengenai mikroorganisme di makam tersebut.

Melestarikan dan mengekstraksi mikroorganisme dan informasi dari tulang manusia di alam liar menimbulkan tantangan yang signifikan karena kerentanan mereka terhadap pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, lembaga peninggalan budaya dan arkeologi kota itu memutuskan untuk mengemas makam secara keseluruhan dan memindahkannya ke laboratorium kabin, kata Kepala CASS Liu Baoshan.

Siaran langsung penggalian arekologis itu bertujuan untuk menarik perhatian audiens yang lebih luas, menumbuhkan minat terhadap arkeologi, dan mempromosikan kesadaran publik tentang pekerjaan penggalian yang dilakukan para peneliti, ujar Liu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023