London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Senin waktu setempat (5/6/2023), berbalik arah dari kenaikan selama dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terkikis 0,10 persen atau 7,29 poin menjadi menetap di 7.599,99 poin.

Indeks FTSE 100 terangkat 1,56 persen atau 117,01 poin menjadi 7.607,28 poin pada Jumat (2/6/2023), setelah menguat 0,59 persen atau 44,13 poin menjadi 7.490,27 poin pada Kamis (1/6/2023), dan merosot 1,01 persen atau 75,93 poin menjadi 7.446,14 poin pada Rabu (31/5/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) diantara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan daring bahan pokok Ocado Group PLC anjlok 4,13 persen serta perusahaan induk perbankan dan asuransi Inggris NatWest Group PLC kehilangan 2,45 persen.

Sementara itu, Abrdn PLC, perusahaan investasi yang menawarkan rangkaian lengkap ekuitas pasar maju dan berkembang serta pendapatan tetap terangkat 3,19 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan telekomunikasi multinasional Inggris Vodafone Group PLC yang bertambah 3,03 persen; serta perusahaan penyelenggara perdagangan saham dan perusahaan informasi keuangan Inggris, London Stock Exchange Group PLC menguat 1,98 persen.

Baca juga: Saham Inggris dibuka lebih tinggi didorong sektor energi
Baca juga: Saham Inggris berakhir menguat, indeks FTSE 100 terangkat 1,56 persen
Baca juga: Saham di Inggris dibuka menguat setelah AS cegah gagal bayar

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023