Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil pada awal perdagangan Rabu, menjelang tiga lelang obligasi pemerintah, karena pelaku pasar mempertimbangkan peningkatan risiko geopolitik setelah jebolnya bendungan di Ukraina dan didukung oleh konversi mata uang asing eksportir untuk pembayaran dividen.

Pada pukul 07.30 GMT, rubel sedikit melemah 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 81,51 dan telah naik tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 87,07 versus euro. Mata uang Rusia juga tidak berubah terhadap yuan diperdagangkan pada 11,41.

Kekhawatiran geopolitik adalah salah satu faktor yang cenderung mendikte fluktuasi pasangan mata uang dolar/rubel pada Juni, kata analis Rosbank dalam sebuah laporan. Konversi mata uang asing oleh eksportir untuk membayar pajak dan dividen akan menjadi faktor pendukung.

"Akibatnya, peluang penguatan taktis rubel dari level saat ini tetap ada," kata Rosbank.

Rubel dapat memperoleh dukungan dari peningkatan penjualan valas harian oleh kementerian keuangan. Kementerian juga akan mengadakan tiga lelang obligasi negara OFZ pada Rabu.

Risiko geopolitik menjadi lebih akut dalam beberapa pekan terakhir, dengan serangan drone dan serangan darat di wilayah Rusia. Rusia menyalahkan Ukraina atas insiden semacam itu, tetapi Kyiv membantah mengirim pasukan melintasi perbatasan.

Jebolnya bendungan besar pada Selasa (6/6/2023) di garis depan sungai Dnipro telah mengaburkan gambaran untuk serangan balasan Ukraina yang sangat ditunggu-tunggu terhadap pasukan pendudukan Rusia dan mengancam bencana lingkungan bagi warga sipil yang tinggal di zona perang.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 75,71 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia beragam, tetapi di atas level terendah sekitar dua minggu yang dicapai selama sesi sebelumnya. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.036,8 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 2.682,8 poin.

Saham pemberi pinjaman milik negara VTB terangkat 0,5 persen setelah bank tersebut mengatakan akan menghimpun dana 94 miliar rubel melalui penawaran umum sekunder (SPO).

Baca juga: Dolar AS sedikit melemah di awal sesi Asia, investor nilai opsi Fed
Baca juga: Yuan merosot 121 basis poin menjadi 7,1196 terhadap dolar AS
Baca juga: Analis: Rupiah akan cenderung menguat terbatas

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023